Saat Barista Berkompetisi di Kaki Bur Ni Telong

oleh
Juara Barista Gayo 2017

Laporan Maharadi

Juara Barista Gayo 2017

AULA Sektariat Daerah Kabupaten Bener Meriah tampak benar-benar meriah Jum’at pagi itu. Ruangan yang biasa tampak formal dan kaku mendadak berubah menjadi pasar kaget.

Barisan mesin espresso, grinder, tamper, berjejer dihadapan para peserta. aroma kopi menguar di udara langit-langit ruangan. Suara grinder meremukan biji kopi berdenging menuju telinga. Sebuah spanduk membentang di dinding timur aula bertuliskan Open National Championship Barista.

Daftar catatan perserta dari panitia bertulis angka 25, jumlah peserta yang berpartisipasi pada ajang acara tersebut. Kompetisi yang kedua kalinya di Dataran Tinggi Gayo ini mempertandikan dua kelas, espereso dan capuccino.

Selama dua hari berturut-turut setiap kontestan di hadapan enam dewan juri yang berasal dari juri Lokal dan Nasional. Mira Yudhawati (WBC Judge; Caswell’s Coffee Jakarta)Resianri Triane (Q-Grader Instructor Coffee Quality Institute; Caswell’s Coffee Jakarta) Joka Syauta (Experienced Cupper & Senior Roast Master, Takengon) Erwin Pratama (Certified Barista; ARB Coffee Takengon) Win Ayuara (Star Cupper Coffee Quality Institute; Matanlo Coffee Bener Meriah)

Kompetisi open Nasional Championship Barista dengan membuat 4 Cup Espresso, 4 Cup Cappucino dalam waktu 10 menit itu.

Dari 25 Perserta barista dengan score tertinggi di babak pertama akan melangkah ke babak semifinal untuk kemudian dipilih 6 finalis yang bertanding kembali di babak final.

Adapun juara Pertama adalah Hendra Mahlizar dengan skor 252 (perosesor kopi specialty). kedua Cassandra Qashiandi (Koffie Anan) dengan nilai skor 171, Juara Ketiga Wanrantoni Fitrah (OZ Coffee) dengan nilai skor 164 dan juara harapan Panggayo Ari Emun Bengi (Koffie Anan) dengan nilai 157.

Dengan total hadiah 20 juta, Juara pertama mendapatkan hadiah 8 juta, kedua 6 juta, ketiga 4 juta, dan juara harapan 2 juta.

Penilaian dilakukan melalui Standar penilaian dan pelaksanaan “2016 World Barista Championship Rules and Regulations” yaitu rasa, kebersihan, kreativitas, kemampuan teknik dan presentasi secara keseluruhan dari setiap barista. Dalam satu penampilan barista dinilai oleh 4 orang juri sensory, 2 orang juri teknik dan 1 orang juri kepala.

“Ajang Kompetisi open Nasional Championship menebar bibit barista di kaki Bur ni telong. Tidak hanya berkutat di hulu tetapi juga di hilir aliran industri kopi Gayo.” Ujar Saifuddin Ketua Panita Penyelengara kegiatan.

Lelaki yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Perdangan mengungkapkan beban besar predikat Tanoh Gayo sebagai wilayah produksi kopi Arabika terbesar di Asia. Itu sebabnya ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Bener Meriah yang akan mengelar kembali kegiatan serupa dalam tahun ini juga.

Secara terpisah, Mira Yudhawati mengungkapkan kekagumannya terhadap antusiasme perserta.

“Saya salut, dengan perserta yang ikut dalam kompetisi ini. Mereka tidak hanya berlatarbelakang pemilik atau karyawan coffeeshop. Kaum muda yang sehari-hari bekerja sebagai prosesor dan petani kopipun tampak bersemangat mengikuti kegiatan ini,” ujar perempuan yang menjadi kepala juri kompetesi dan mengantongi sertifikat Word Barista itu.

Hasil akhir kompetisi Open National Championship Barista mendukung rasa salut Mira. Peserta yang tidak bersentuhan langsung dengan usaha meja Barista berhasil mencuri satu Mahkota Juara dari dua kelas yang pertandingkan.

Adalah Hendra Mahlizar, seorang prosesor kopi specialty asal Aceh Tengah yang merenggut gelar dengan menyingkirkan para pemilik coffeeshop yang harus puas berada di posisi runner-up, posisi ketiga dan juara harapan.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.