Oleh: Hermawansyah*
SEJAK didirikan Himpunan Mahasiwa Gayo dan Alas (HIMAGA) Lhokseumawe-Aceh Utara tahun 2014 silam di komplek perumahan Asean Lhokseumawe, paguyuban yang satu ini terus mencoba menata diri agar dapat menjadi organisasi eksternal yang menarik bagi setiap para anggotanya mahasiswa Gayo dan Alas yang berada diperantauan.
Untuk menarik perhatian bagi para anggotanya agar mau bergabung dalam naungan Himaga telah banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, seperti yang kita ketahui pada dasarnya orang Gayo itu memiliki jiwa seni, maka inisiatif dari kepengurusan pada saat itu mengembangkan seni seperti yang tertanam dalam tujuan Himaga yakni menghimpun semua mahasiswa yang berasal dari dataran tinggi Gayo dan alas yang meliputi 4 kabupaten, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara dan bersedia membangun dan mengharumkan budaya Gayo dan Alas, baik di dataran tinggi Gayo dan umumnya di Provinsi Aceh.
Waktu terus berlalu begitu pula dengan keadaan, kepengurusan pun terus berganti nama himaga semakin berkembang dan dikenal sehingga para anggotanya itu bisa walaupun kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah itu semua mungkin dikarenakan Himaga itu masih berumur belia, “ibaratnya anak 3 tahunlah masih berfikir bagaimana mencari perhatian besar agar mau dibelikan apa yang menjadi kebutuhan oleh orang tuanya”.
Selain sebagai wadah perhimpunan mahasiswa gayo yang memiliki visi dan cita-cita mengembangkan seni dan budaya Gayo, Himaga juga memiliki peranan penting sebagai wadah pengkaderan sehingga melahirkan dan menumbuhkan kader-kader yang mampu membawa perubahan dimasa selanjutnya sehingga mendapatkan apa yang menjadi tuntutan dan kebutuhanya yang harus dipenuhi baik itu kegunaanya untuk jangka pendek dan jangka panjang guna untuk mewujudkan cita-cita pendirinya dan tujuannya.
Selama tiga tahun eksistensi Himaga telah banyak menonjolkan prestasi-prestasi yang gemilang, mampu mempertegas dan memposisikan diri sebagai perkumpulan dengan tujuanya mengembang dan mempromosikan Tanoh Gayo beserta seni dan budayanya, sebuah prestasi yang patut di apresiasi oleh pemerintah daerah agar lebih memerhatikan keberadaan paguyuban diluar daerah khususnya di Lhokseumawe dan Aceh Utara.
Setiap mahasiswa bagian dari pemuda, mereka mempuyai peran bagi kemajuan bangsa serta kemajuan daerah, seperti pesan yang dilontarkan oleh sang proklamator juga presiden pertama Ir. Soekarno, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”.[]
*Kader HMI Cabang Lhokseumawe-Aceh Utara