Takengon-LintasGayo.co : Pada sesi kedua debat kandidat gubernur Aceh yang disiarkan di Metro TV, para kandidat yang akan bertarung dihadapkan pada pertanyaan yang diajukan oleh panelis. Keenam pasangan calon mendapat pertanyaan yang sama. Tentang pandangan mereka tentang masalah narkoba dan bencana.
Secara umum keenam kandidat menjawab pertanyaan dengan normatif dan solusi yang nyaris sama. Seperti perlunya pelibatan seluruh masyarakat dan aparat. Atau bagaimana alternatif usaha untuk para penanam ganja atau dengan pelibatan pendidikan dan penyadaran melalui agama sebagaimana yang disampaikan oleh Zaini Abdullah.
Demikian pula dengan pertanyaan tentang bencana, rata-rata pasangan calon menjawab secara normatif. Karena Aceh memang akrab dengan bencana, maka masyarakat dan aparat harus dipersiapkan menghadapi bencana. Bagaimana berkoordinasi dengan pemerintah pusat, penyadaran masyarakat tentang mitigasi bencana. Bagaimana supaya masyarakat tidak panik saat terjadi bencana.
Tapi sebuah jawaban atau lebih tepatnya pernyataan menarik disampaikan oleh Abdullah Puteh yang menyatakan bahwa permasalahan narkoba di Aceh menjadi pelik karena keterlibatan elit pemerintahan Aceh.
Pernyataan ini tentu menjadi tanda tanya, siapakah yang dimaksud sebagai elit Aceh oleh Abdullah Puteh, apakah pernyataannya itu ditujukan kepada salah satu kandidat?
Menjelang Pilkada ini, pernyataan Abdullah Puteh ini tampaknya menarik untuk digali lebih dalam. Sebab kalau pernyataan Abdullah Puteh ini benar dan elit dari kelompok calon gubernur yang disinyalir oleh Abdullah Puteh terlibat dalam perdagangan narkoba. Jelas sulit untuk berharap Aceh bisa bebas dari narkoba dalam 5 tahun ke depan. (Red)