Antara Australia dan Indonesia ‘Sikdam Hasyim Gayo’ Film Terinspiratif versi KPU

oleh
Sikdam Hasim Gayo. (foto fb Sikdam)
Sikdam Hasyim Gayo. (Foto Sumber Laman FB Kick Andy Show)

PUTRA Gayo penyandang disabilitas, Sikdam Hasyim (baca : Sikdam Hasyim Gayo yang Bikin Penasaran) kembali torehkan prestasi, kali ini dibidang sinematografi. Film pendek kedua yang diperaninya berjudul Antara Australia dan Indonesia berhasil terpilih sebagai Juara 3, sebagai film terinspiratif di Festival Film Pendek KPU 2016 yang diumumkan di Blitz Megaplex, Grand Indonesia Jakarta, Jum’at 9 Desember 2016 lalu.

Dalam film karya Ina Ema ini, Sikdam Hasyim Gayo berperan sebagai seorang penyandang disabilitas yang tinggal di Indonesia yang mengadakan pesta demokrasi, Pemilu.

Film nya bercerita tentang ada seorang adik yang lagi short course di Australia, dari Australia seorang adik ini berusaha untuk memotivasi sang kakak yang seorang disabilitas yang tinggal di Indonesia untuk tidak golput dalam pemilu. berkat usaha si adik, sang kakak akhirnya tidak golput dan ikut memberikan suaranya dalam pemilu.

Bagi yang penasaran ingin menyaksikan film ini mesti bersabar, pasalnya, film nya belum boleh diedarkan ke public karena sedang diikutkan dalam festival-festival lain di Indonesia.

Mengutip kpu.go.id, film karya Fajar Arrachman berjudul “Calon Ibu Buat Bapak” berhasil terpilih sebagai Pemenang Terpuji (juara pertama) dan film dengan judul “Mamillit (memilih) karya Immanuel Prasetya Ginting dari Samosir sebagai Pemenang Favorit (juara kedua).

Terhadap gelaran Festival Film Pendek KPU 2016, Ketua Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) sekaligus Ketua Dewan Juri Marcela Zalianty memberikan apresiasi karena telah memilih seni budaya sebagai media komunikasi untuk mengajak aspirasi dan partisipasi masyarakat.

Marcella berpendapat bahwa film adalah media yang paling tepat untuk menyampaikan ekspresi dan menyentuh masyarakat untuk berkontribusi.

Dia juga memberikan apresiasi terhadap semua karya yang masuk. Total jumlah 67 film yang masuk adalah jumlah yang luar biasa yang dapat diraih dalam kurun waktu satu bulan.

“Ini jumlah yang cukup luar biasa diraih dalam waktu satu bulan. Dan rata-rata setiap film mempunyai muatan lokal yang menarik. Beberapa film diantaranya menggunakan bahasa daerah yang menurut saya seksi sekali,” ujar Marcella mengutip kpu.go.id.

Ketua Dewan Juri ini juga mengatakan bahwa hal utama yang menjadi poin penilaian adalah gagasan dan ide dari film tersebut. Dewan juri melihat bagaimana cara sutradara dalam menuangkan gagasan dan ide dengan cara-cara yang unik dan cerdas.

“Kita melihat bagaimana sutradara menyampaikan pesan soal demokrasi melalui cara yang sangat unik, ekspresif dan juga cerdas, sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya,” ujar Marcella.

Berikut nominasi 20 besar festival tersebut.
1. Ashabul Kahfi – Peusapat Drou Peugoet Film (Aceh)
2. 3G, Tiga Generasi – Malala Pictures (Jakarta)
3. Mamilit – Manuprojectpro Indonesia (Medan)
4. Coblosan – Kenari Production (Purbalingga)
5. Filantropi – KalQil Production (Jakarta)
6. Antara Australia dan Indonesia – Cute and EII Films (Tangerang Selatan.
7. Mencari Imam – SOCA Films (Bandung)
8. Calon Ibu Buat Bapak – Suryamaja Films (Jakarta)
9. Dilema – Beragam Films (Jakarta)
10. Pilihan Kita – Root Production (Jakarta)
11. Dua Jalur – Kuantan Singingi, Dua Sejoli (Riau)
12. Suara Hati Suara Demokrasi – Komunitas TROMA (Aceh)
13. 17 Tahun Ke Atas – Barbaera Pictures (Pekalongan)
14. Dapur Demokrasi “Negeri Diatas Awan” – My Team Production Films (Lumajang)
15. Garis Bumi – Komunitas Sapulidih (Padang)
16. Di Ruang Tamu – Wong 7 Production (Sidoarjo)
17. Vote Your Dreams – Canting Cinema (Pekalongan)
18. Golput Bukan Penyakit Menular – Lucky Cinema (Samarinda)
19. Pilihan Hati – Sagara Films (Pekanbaru)
20. Suara Masa Depanku – Locomotive Production (Madura).

(Kh)

 

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.