
Aceh Besar-LintasGayo.co : Program Studi Seni Karawitan ISBI Aceh melaksanakan workshop pembuatan alat musik tradisional Gayo Teganing.
Kegiatan ini dilaksanakan Jum’at 02 Desember 2016 bertempat di halaman Kampus A ISBI Aceh.
Acara ini berlangsung secara santai dan disambut antusias oleh peserta wokshop yang merupakan mahasiswa prodi seni karawitan.
Pemateri yang dihadirkan adalah Yusrizal, seniman musik Teganing yang langsung didatangkan dari Dataran Tinggi Gayo, Takengen.
Yusrizal merupakan pimpinan sanggar Oloh Guel di Takengon yang bergerak dibidang seni tradisional Gayo, tari, musik dan lainnya.
Yusrizal menerangkan bahwa Teganing merupakan alat musik tradisi yang terbuat dari bambu (Oloh).
Teganing dirancang dengan waktu antara 4-6 bulanan, sehingga dapat menghasilkan teganing yang berkuliatas.

Jenis bambu yang digunakan juga beragam lebih kurang 12 jenis bambo, seperti oloh pedih, regen, serik, kawen, ines dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan ini pemateri langsung memperaktikkan bagaimana cara membuat teganing dan memainkannya, sehingga para mahasiswa mampu membuat serta bisa memainkan.
Tampak mahasiswa sangat tertarik, bergantian memainkan alat musik tersebut. Selain itu Yusrizal juga menerangkan bahwa, Teganing dahulu digunakan oleh gadis gadis (beberu) Gayo untuk mengisi waktu senggang, ketika sedang menjaga padi, ketika munayu (menganyam), I umah sara (tempat berkumpulnya gadis).
Pada kesempatan itu juga, Yus berpesan bahwa selaku orang Aceh harus bangga mempunyai seni dan budaya masing-masing, agar senantiasa melestarikannya agar tidak tergerus oleh pengaruh budaya asing. (Awaluddin Ishak)