Zaini Abdullah Ingatkan Pesan Hasan Di Tiro untuk Rakyat Aceh

oleh

Tim AZAN

BANDA ACEH-LintasGAYO.co : Gubernur Aceh non aktif, Zaini Abdullah mengajak masyarakat harus ingat terhadap pesan-pesan dari Wali Nanggroe Aceh, Tengku Hasan Muhammad di Tiro.

“Di masa Hasan Tiro masih hidup, ia selalu ingin memperjuangkan terus kesejahteraan rakyat Aceh. Karena Hasan Tiro tahu, rakyat Aceh selalu dalam keadaan kekurangan, kemunduran, kemiskinan, dan sebagai-bagainya,” kata Zaini Abdullah dihadapan peserta Rapat Kerja dan Konsolidasi Tim Pemenangan Pusat Pasangan Calon Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dan Nasaruddin di Hermes Palace Hotel, Kota Banda Aceh, Ahad (13/11/2016).

Dikatakan, Hasan Tiro pulang dari Amerika Serikat yang telah didiami lebih 25 tahun, dengan segala keberhasilannya di dalam bisnis, dan sebagainya, Hasan Tiro langsung pulang ke Aceh naik ke atas gunung dengan tujuan, tidak lain hanya untuk membuka mata rakyat Aceh.

hasan_tiro“Siapa diri kita sebenarnya, kita adalah orang Aceh, tanah kita adalah tanah indatu kita, yang wajib kita pertahankan, walaupun nyawa melayang, walaupun darah berhamburan, tapi tidak lain hanya untuk mengembalikan semangat kita, tunjukkan siapa kita sebenarnya,” kata Zaini Abdullah dalam pidatonya.

Bahkan, kata Zaini, demi mengembalikan semangat rakyat Aceh dan memperjuangkan Aceh, Hasan Tiro rela meninggalkan sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya.

Kata Zaini lagi, anaknya yang dia tinggal bernama Karim yang pada saat itu masih berumur enam tahun.

“Beliau serahkan kepada Allah SWT yang menjaga semua segala sesuatu. Beliau pulang ke Aceh dan naik ke atas gunung. Beliau sudah mengamanahkan kepada kita jangan mencoba-coba tanya apa yang kalian berikan kepada saya (diri masing-masing), tapi harus tanya apa yang akan saya berikan kepada Aceh tercinta ini,” ujar Zaini mengulang amanah Hasan Tiro.

Kemudian, Zaini juga menyampaikan yang menurutnya hal paling penting di Aceh, yaitu terkait perundang-undangan. Karena menurutnya jika hal ini tidak diperhatikan maka ini akan hilang, bahkan tidak dibicarakan lagi. Salah satunya yang berhubungan dengan Peraturan Presiden (PP) tentang Minyak dan Gas Aceh. Saat ini, Migas Aceh sudah dapat dikelola oleh Aceh sendiri melalui Badan Pengelola Minyak dan Gas Aceh (BPMA).

Minyak dan Gas ini, lanjutnya,  kita lihat paling penting bagi rakyat Aceh, karena kita mengetahui ada Minyak dan Gas di Aceh Utara tapi kita tidak tahu karena kita tidak dilibatkan, yang mengelola itu adalah pertamina yang mendatangkan investor dari luar  negeri, dan apa yang terjadi, orang Aceh tetap miskin.

“Jangankan kita yang di luar Aceh Utara, masyarakat Aceh Utara yang berada di area minyak dan gas itu sendiri pun  miskin, maka dari itu dengan disetujuinya PP Migas ini kita sudah dapatkan, yang mengelolanya Aceh sendiri, bukan pertamina. Pertamina berada di bawah BPMA,” ujar Zaini.

Selain itu yang diduga terdapat Minyak dan Gas di Aceh yaitu di Pidie, Pidie Jaya, Bireun dan Sinabang. “Sinabang yang paling besar,” tambah Zaini.

Selanjutnya yang paling penting untuk Aceh saat ini adalah menyangkut dengan pertanahan. Untuk sekarang Badan Pertanahan Negara (BPN) sudah dipindahkan ke Aceh, yang berubah nama menjadi Badan Pertanahan Aceh (BPA).

“Jadi segala seuatu yang menyangkut pertanahan seperti membuka perkebunan dan sebagainya maka tidak harus mendapat persetujuan pusat lagi, karena sudah langsung ditangan di Aceh. Kemudian yang terakhir adalah menyangkut dengan wewenang, selain enam yang diatur oleh pusat selebihnya diatur oleh Aceh sendiri,” tandas Zaini Abdullah.

Sebelum melakukan raker dan konsolidasi, Abu Doto—sapaan Zaini Abdullah–didampingi Nasaruddin mengukuhkan Tim Pemenangan AZAN yang sudah terbentuk, dikomandoi oleh Said Muhammad Al Absy.

Di kesempatan itu, juga dikukuhkan relawan sayap AZAN, Kobra, Razia, Baraza, Relawan Aneuk Nanggroe, Gaminong AZAN, Nelayan AZAN, Petani AZAN, dan Buruh AZAN. (Ril-AZAN)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.