TIDAK banyak diketahui orang jika Yusra Habib Abdul Gani, tokoh Aceh berdarah Gayo yang pernah aktif sebagai tokoh GAM di Malaysia dan Skandinavia, Denmark ternyata beberapa tahun ini menempuh pendidikan program Doktoral di Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan (FSSK) Universiti Kerajaan Malaysia (UKM).
Dan gelar Phd diraih setelah putra dari Tgk. Abdul Gani dan Tjut Wan Juriyah ini berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Sejarah Perjuangan Mendaulatkan Negara Islam Aceh 1873-2005”, Selasa 23 Agustus 2016 lalu.
Disertasi itu dipertahankan dihadapan dua penguji, Profesor Dr Lukman Thaib dan Dr Rusli.
Studi Doktoral itu diselesaikan dalam waktu 6 semester, sejak akhir 2013 hingga 2016.
Dalam disertasinya, Yusra mengkaji sejarah rakyat Aceh dalam memperjuangkan negara Islam Aceh yang berdaulat, serta faktor-faktor yang menyebabkan perjuangan itu belum berhasil hingga kini.
“Ada 4 fase perjuangan dalam sejarah Aceh,” kata Yusra. Fase perjuangan melawan Kolonial Belanda (1873-1942), perjuangan melawan penjajahan Jepang (1942-1945), perjuangan DI/TII (1953-1962), dan terakhir perjuangan GAM (1976-2005).
Dalam penelitiannya diungkapkan sebanyak 250 ribu jiwa gugur selama berperang melawan Belanda. Dan 700 orang gugur saat melawan Jepang.
Dan di fase ketiga dan keempat, DI/TII-GAM, sebanyak 50 ribu orang gugur dari tahun 1976-2005. “Data ini saya kutip dari media Washington Time,” ungkap Yusra.
Hebatnya, hasil penelitian putra Kenawat Lut, Kecamatan Lut Tawar Aceh Tengah ini akan diterbitkan menjadi buku yang kini sedang dalam tahap editing di Indonesia. Sementara itu, Dewan Bahasa Malaysia juga ingin menerbitkan hasil penelitiannya tersebut.
Prosesi wisuda gelar Phd ini telah dilakukan Selasa 4 Nopember 2016. Hari bersejarah bagi Yusra beserta 63 orang bergelar Doktor/PhD lainnya. Yusra salah seorang dari 6 lulusan peraih predikat terbaik alias cemerlang.
Kebahagiaan Yusra tampak jelas saat prosesi foto bersama gurunya, Prof. Dr. Nordin Hussin dan dosen pendamping Dr. Rahilah Omar.
“Semoga yang muda-musa terinspirasi,” ungkap Yusra.
Ada pertanyaan yang mengganjal untuk Yusra. Kapan dan dimana dirinya menempuh pendidikan Magister (S2)?.
“Saya tidak pernah S2, langsung loncat ke S3,” katanya. Lalu kenapa bisa?. “Karena saya orang Kenawat, dan jawaban panjangnya nanti kita bicara,” tutup Yusra sambil tertawa.
Mengutip www.acehvision.com, berikut profil riwayat hidup Yusra Habib Abdul Ghani yang dilahirkan 12 April 1954 yang bermotto “There is nothing better than writing… the office of the scribe greater than any calling” ini :
Pendidikan:
1. MIN + Sekolah Dasar Kenawat (1961-1966)
2. Tsanawiyah Bom Takengon (1967-1970)
3. STM Pertanian Takengon (1971-1973)
4. PGSLP, jurusan Seni rupa, Jakarta tahun 1975.
5. Memperoleh beasiswa mengikuti Kusus Asisten Advokat (1979-19980).
6. Tamat pada Fakultas Hukum UM-Jakarta,1983.
7. Lulus ujian negara pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1984.

Pekerjaan:
1. Guru SMP Negeri 69, Jakarta 1976.
2. Asisten Bismar Siregar, SH dalam studi Hukum Pidana pada Fak. Hukum UMJ.
3. Staff pengajar FH-UMJ dari tahun1984-1990.
4. Sekretaris Jurusan Hukum Pidana, tahun 1986-1990.
5. Manggala BP-7, tahun 1985-1990.
6. Salah seorang anggota team pembahas materi Undang-undang Perlindungan Anak dan ikut membahas perbaikan materi Buku ke-II KUHPidana di BPHN tahun 1985-1986.
7. Pengacara pada Kantor Pengacara ´Mukhtar Luthfi, SH Dkk.’ tahun 1985-1990.
Aktivitas Non Akademik dan Akademik.
1. Menjadi Anggota Kehormatan dalam Perhimpunan Mahasiswa Hukum Minangkabau tahun 1983.
2. Sekjen Lembaga Penyuluhan Hukum Mahasiswa Indonesia (LPHMI), tahun 1983-1984
3. Ketua 1 Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia tahun 1981-1982.
4. Anggota Korp Muballigh Jakarta tahun 1985-1987.
5. Ketua 1 „Majlis Pemuda dan Mahasiswa Aceh“ (MPMA).
6. Pemimpin Redaksi Majalah “Suara Masyarakat Acheh” (1985-1986, Jakarta).
7. Pemimpin redaksi Bulletin Hukum, Fakultas Hukum UMJ (1986-1990).
8. Ketua „Pemuda Pengkaji dan Pemahaman Islam“ Jakarta, tahun 1985.
9. Pemimpin Redaksi Bulletin „HARIE“, Jakarta tahun 1987-1988), yang dikelola oleh: Ikatan Pemuda Gayo Jakarta.
Karya-karya selama tinggal di Indonesia:
1. Editor buku: ”Aneka Ragam Putusan Perkara Pidana” Hakim Bismar Siregar, SH (1984-1986). Fakultas Hukum UMJ, 1988.
2. Ketua Team Editor hasil Seminar tentang: ‘Eksistensi dan aplikasi Hukum Acara Pidana Indonesia’, tahun 1989.
3. Menulis Sejarah Berdirinya Fakultas Hukum UMJ.
4. Menulis artikel tentang hukum dalam: Sinar Harapan, Merdeka, Kompas dan Suara Karya (1985-1990).
Karya-karya selama tinggal di Luar Negeri:
1. Menulis buku “Malapetaka di Bumi Sumatera” tahun 1993.
2. Aktif menulis tentang sejarah, politik dan sosial budaya dalam Tabloid “Harakah”, Kuala Lumpur, Malaysia (1990-1998)
3. Aktif menulis tentang sejarah, politik dan sosial budaya dalam Majalah Politik “Suara Aceh Merdeka”
4. Menulis buku “Mengapa Sumatera Menggugat”, tahun 2000.
5. Aktif menulis tentang sejarah dan politik dalam Tabloid Mimbar Kutaraja, Banda Aceh (tahun 2001-2004.
6. Pembicara dalam Seminar Tentang Aceh di Jerman tahun 2002.
7. Menulis buku: “Status Acheh Dalam NKRI”, tahun 2008.
8. Aktif menulis artikel dalam kolom Opini Serambi Indonesia tentang: falsafah, politik, budaya, hukum, ekonomi, sejarah dan agama (2008-sekarang).
9. Aktif menulis artikel dalam Tabloid Kontras, Banda Aceh.
10. Menulis buku Self-government (Study Banding Tentang Desain Administrasi Negara) tahun 2009.
11. Menulis buku ‘Mengadili Aceh’ (belum diterbitkan)
12. Menulis buku ‘Aceh Sesat’ (Belum diterbitkan)
13. Menulis buku ‘Jejak Langkah GAM di Malaysia’ (Belum diterbitkan)
14. Aktif menulis di media LintasGAYO.co
Pengalaman pahit dan getir:
1. Ditangkap oleh pasukan Inteligen Polisi Negeri Johor (pada 27 April 1998) yang dipimpin langsung oleh Michael Ong (Kepala Inteligen Negeri Johor) dan ditahan sebagai tahanan ‘Intern Security Act’ (ISA), di Penjara Bukit Aman, Kuala Lumpur, Malaysia (27 April-29 Juni 1998).
2. Diusir oleh Kerajaan Malaysia (Perdana Menteri Mahathir Muhammad) atas tuduhan merugikan kepentingan politik dan perdagangan dalam dan luar negeri Malaysia. Bersamaan dengan itu, UNHCR Kuala Lumpur dan UNHCR Geneva menyelamatkan dan mengirim saya ke negara ketiga Denmark), tahun 1998.
Jabatan: (Priode: 1990-2002)
1. Ketua Biro Penerangan Aceh Merdeka bermarkas di Kuala Lumpur,
Malaysia, tahun 1991-1992.
2. Diangkat oleh Wali Negara/Kepala Negara Aceh, Tengku Hasan M. Di Tiro, sebagai Pemimpin Redaksi Majalah politik “Suara Aceh Merdeka” (1991-1998).
3. Diangkat oleh Wali Negara/ Kepala Negara Aceh, Tengku Hasan M. Di Tiro, sebagai Pemimpin rombongan 44, menduduki Kantor UNHCR, Kuala Lumpur, pada 22. Juni 1992-1994.
4. Diangkat oleh Wali Negara/ Kepala Negara Aceh, Tengku Hasan M. Di Tiro, sebagai Ketua/Anggota Komite Pelarian Politik Aceh di Malaysia (tahun 1995-1998)
5. Dilantik oleh Wali Negara/ Kepala Negara Aceh, Tengku Hasan M. di Tiro, yang bertindak untuk dan atas nama negara negara Aceh, menanda tangani MoU antara: Pemerintah Aceh di Pengasingan (Malaysia), Duta Besar Switszerland di KL, Duta Belanda di KL dan Perdana Menteri Malaysia, dalam rangka pembebasan pelarian politik yang menduduki Kedutaan Switszerland dan Belanda, Malaysia tahun 1997).
6. Kepala Kantor GAM, bermarkas di Jalan Batu caves, Selayang, Selangor Darul Ehsan 1996-1998.
7. Utusan Aceh ke Sidang Tahunan UNPO, Thalin Estonia, tahun 2000.
8. Salah seorang juru runding GAM dalam perundingan antara GAM-RI
tahun 2000 & 2002 di Geneva.
9. Pembicara dalam Seminar tentang Aceh di Kôln, Jerman tahun 2002.
10. Pemimpin Redaksi ASNLF.com (tahun 2002-2005)
11. Salah seorang wakil ASNLF dalam Seminar tentang Isu Aceh di Finlandia, tahun 2003.
12. Director “Institute for Ethnics Civilization Research”, tahun 2007.
13. Penggagas Konferensi Gayo Sedunia tahun 2010. Catatan: belum terlaksana. [Khalis]