
Jika terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tengah periode 2017-2022 nanti, pasangan calon dengan nomor urut 1, Usman Nuzuly-M. Bukri. NS melihat ada 4 zona yang dijadikan perhatian serius bagi Kabupaten Aceh Tengah.
Usman-Bukri yang maju lewat jalur independen pada Pemilukada 2017 nanti saat menyambangi LintasGayo.co beberapa waktu lalu mengatakan bahwa keempat zonasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Keduanya mendeklariskan diri sahabat petani dengan slogan GAYO CERDAS SAHABAT PETANI.
Apa saja 4 zona itu :
Pertama Zona Danau
Menurut Usman Nuzuly-Bukri, danau Lut Tawar urgen untuk segera dibenahi. Mereka melihat, laju pencemaran terhadap danau kebanggaan masyarakat Gayo ini butuh perhatian serius, terutama sebagai objek wisata.
“”Kami melihat perlu dilakukan restorasi danau Lut Tawar. Kita ingin ciptakan lingkungan danau yang bersih, nyaman dan indah,” tegas Usman Nuzuly.
Untuk melakukan itu, diperlukan sebuah badan yanh intens mengurusi danau Lut Tawar. “Harus ada badan otorita khusus menangani danau Lut Tawar,” katanya.
Kedua Zona Perkotaan
Usman Nuzuly-Bukri melihat sistem tata kota Takengon saat ini tidak memiliki master plan apalagi site plan.
“Kita lihat saja saat ini, penataan yang tidak menentu, bangunan-bangunan hadir secara tiba-tiba yang membuat kesemrawutan disana-sini, sebagai contoh di Bale Atu, teras rumah orang berhadapan dengan WC, pentaan jalan yang tidak menentu, begitu juga dengan penataan drainasi, sanitasi dan air bersih, kompleks sudah permasalahan kota Takengon,” tegas Usman Nuzuly.
Untuk membenahi itu semua, diperlukan restorasi perkotaan, adanya Rancangan Tata Ruang dan Tata Wilayah (RTRW) yang jelas.
“Membuat itu semua butuh kerja ektra dan tergolong ekstrim, juga butuh waktu lama menjalankannya, namun harus segera dimulai, jika tidak masalah ini akan mejadi penyakit kronis yang tak bisa disembuhkan, Takengon akan menjadi kota kumuh,” kata Usman.
“Sejak awal, rancangannya daerah Blang Bebangka menjadi perluasan kota Takengon. Sekarang daerah ini menjadi harapan kita membangun kota, harus segera, karena disana sudah tumbuh satu-satu bangunan yang tidak sesuai dengan RTRW perkotaan, jika tidak nasib nya akan akan sama seperti Paya Ilang saat ini,” timpalnya.
Ketiga Zona Perkebunan
Selain kedua zona yang sudah dijelaskan tadi, zona perkebunan juga membutuhkan perhatian serius. Terutama perkebunan kopi. Usman Nuzuly-Bukri, juga menitikberatkan pada sektor ini. “Ikon Gayo adalah kopi,” katanya.
Menurut Usman Nuzuly, jika terpilih nanti pihaknya ingin lebih fokus terhadap kesejahteraan petani. Karena memang, hampir 82 persen penduduk Gayo, Aceh Tengah berprofesi sebagai petani, terutama petani kopi.
“Jadi apapun yang akan menjadi stressing point kita, muaranya adalah kepada bagaimana mensejahterakan petani dan mengangkat harkat serta martabat mereka (petani),” tegas Usman Nuzuly, di Bayakmi Coffee Shop.
“Caranya bagaimana, menurut data saat ini petani kopi di Gayo hanya menghasilkan rata-rata 720 Kg/hektar/tahun, kita akan mengusahakan meningkatkan hasil produksi minimal 1,2 hingga 1,5 Ton/hektar/tahun, barulah petani kopi kita bisa sejahtera,” timpalnya.
Ditengah keterbatasan APBK Aceh Tengah dimana pada tahun 2015 mencapai 1,25 T dan kebanyakan dipergunakan sebagai belanja pegawai. “Jadi bagaimana kita harus cerdas mensiati ini agar masyarakat Gayo, Aceh Tengah bisa terangkat,” ujarnya.
Untuk itu, katanya lagi Usman Nuzuly-Bukri terobsesi membuat sebuah lembaga non provit (tidak mencari untung) yang namanya nanti disepakati. Lembaga ini seminsal balai kopi terintegrasi, yang menangani semua urusan kopi Gayo mulai dari hulu hingga hilir.
“Kopi Gayo harus ditangani oleh 1 lembaga khusus yang terintegrasi, mulai dari pola tanam, konservasi, budidaya, penelitian hingga ke paska panennya harus ditangani secara serius, jadi lembaga ini nantinya yang akan mengurusi itu, jika memungkinkan lembaga ini lah yang menjadi satu-satunya lembaga yang akan menerbitkan sertifikasi kopi Gayo,” terang Usman Nuzuly.
“Selama ini kan tidak begitu, mau pergi pameran ya pergi sendiri-sendiri. Jadi kita harus punya quality control hingga ke pemasaran, semua ditangani oleh satu lembaga yang terintegrasi,” tambahnya.
Usman Nuzuly merasa prihatin dengan kondisi perkopian Gayo saat ini. Lebih dari 70 persen kopi arabica Indonesia berada di tanah Reje Linge tersebut, namun sangat ironis tidak ada lembaga penelitian yang menjurus langsung ke masalah kopi.
“Sangat ironis, di negeri kopi tapi harus belajar ke daerah lain yang kopinya paling tinggi hanya 5 persen dari kopi Gayo, minsalnya Jember. Membuat sebuah lembaga yang sudah saya ceritakan tadi tidak sulit, kami Usman Nuzuly-Bukri sudah menyiapkan master plan dan strateginya,” tambah Usman Nuzuly.
Keempat Zona Rendah
Daerah yang membutuhkan perhatian serius di Aceh Tengah adalah daerah dataran rendah (zona rendah), seperti Kecamatan Linge.
“Daerah Linge dari dulu merupakan daerah peternakan. Artinya daerah ini tidak bagus ditanami kopi. Selain peternakan, daerah ini 80 persennya merupakan hutan lindung, buru dan hutan produksi. Jadi harus ada strategi khusus memanfaatkannya agar tidak merusak lingkugan,” kata Usman.
Meningkatkan daerah peternakan, Usman-Bukri akan mengkaji kembali daerah peternakan terpadu Ketapang. “Kita akan teliti secara mendalam, apakah daerah itu layak atau tidak. Jika layak, akan dikerjakan secara serius, jika tidak maka harus dipindah, carikan tempat lain yang lebih refresentatif,” ujarnya.
Itulah 4 zona yang menjadi perhatian serius dari pasangan yang memiliki jargon Gayo Cerdas Sahabat Petani ini. Tentu dengan tidak mengabaikan hal-hal lain yang dianggap urgen juga, seperti budaya, reformasi pemerintahan dan lainnya.
(Wein Mutuah)





