Oleh : Junaidi A.D

Salah satu yang diajarkan dalam islam ialah kedamaian dan kerukunan, memberikan solusi bagi umat manusia serta nasehat-nasehat yang baik pula. Nasehat tersebut guna memberikan jalan atau solusi sebagai upaya kedepannya menjadi lebih baik dan sesuai dengan syariat yang telah di tentukan.
Di dataran tinggi Gayo, ada pribahasa yang sering diungkapkan masyarakat dalam sehari-hari, berbentuk nasehat, agar kedepannya tidak ia ulang lagi atau tidak diperdayakan lagi oleh seseorang secara khilaf. Kata tersebut ialah Lang-langen, (Besok-Besok, Dikemudian Hari-red).
Kata lang mempunyai arti besok, sedangkan langen diartikan sebagai kata dikemudian harinya atau kata yang bermakna disaat akan datang nantinya. Sehingga Lang-langen dapat diartikan besok-besok, dikemudian hari, dilain waktu, disuatu saat nanti dan lain sebagainya.
Biasanya kata yang singkat ini mempunyai nilai yang sangat tinggi bagi masyarakat Gayo. ribahasa tersebut biasanya keluar ketika seseorang melakukan sesuatu yang menurut agama, adat dan budaya tidak layak di lakukan dalam hidup manusia. baik itu dari sikap dan tingkah laku, atau akhlaknya, perkataan (peceraken), perbuatan (perlangkahan), kedudukan (kenunulen), dan lain sebagainya.
Karena dianggap tidak baik bagi orang tersebut serta tidak sesuai jika dilihat dari cara atau aturannya, maka seseorang yang lebih paham mengenai ini akan menyampaikan kepadanya dan mengeluarkan pribahasa tersebut, sebagai bentuk kin inget-ingeten sebelum kona (Gayo Red) artinya untuk diingat-ingat sebelum terjerumus lagi, agar kedepannya seseorang tau bahwa hal-hal terebut dilarang.
Minsalnya dalam perkataan, perkataan sangat memicu baiknya suatu bahasa dalam penggunaannya. Pasalnya ada yang menggunakannya tidak sesuai dengan aturan-turan yang telah di tetapkan. Seperti halnya mengatakan kata-kata lancang yang disertai dengan emosi didepan senior, ataupun orang tua maupun didepan keluarga yang lain.
Menarik memang jika kita lihat didalam islma juga mengajarkan hal tersebut untuk tidak berbiat semena-mena. Sehingga bagi yng tau akan agama dan ilmu pengetahuan pasti akan menyampaikannya dengan sekilas. Meski ia kata yang singkat, SKSN tetapi mempunyai makna yang sangat mendalam.
Masih banyak kata-kata yang lain dalam bahasa Gayo yang perlu dijaga dan di lestarikan dimanapun kita berada. Pasalnya, bahasa Gayo yang kini jarang sekali orang menyampaikannya didepan petinggi atau di even-even resmi. Padahal, jika disampaikan di depan banyak orang merupakan salah satu bagian pengetahuan dan meninggikan bahasa Gayo itu sendiri.
Sastrawan nasional asal Gayo, Salman Yoga S, menyampaikan dalam seminarnya pada 19 Oktober 2016 lalu dalam seminar Islam dan Sejarah Gayo Oleh Mahasiswa Peduli Sejarah Gayo (MAPESGA) bahwa, jarang urang Gayo mampu berbicara didepan umum mengunakan bahasa ibunya sendiri. []
*Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh






