Khalid : Kopi Gayo Butuh 48 Juta Bibit untuk Peremajaan

oleh

Seminar Kopi dan Ekonomi KreatifTakengon-LintasGayo.co: Pada seminar Kopi dan EkonominKreatif bertajuk temu komunitas pengembangan kopi Gayo yang gelar oleh Badan Ekonomi Kreatif (BeKraf), dihadiri oleh berbagai narasumber dan peserta dari berbagi komunitas, salah seorang narasumber Khalid perwakilan petani kopi mengutarakan kekecewaannya pada produktivitas kopi Arabika Gayo.

“Saya sesalkan produktivitas Kopi Gayo hanya 750-800 Kg perhektar pertahun, ini masih relatif rendah,” katanya.

Menurutnya harga kopi saat ini sudah bagus, hanya saja produktivitas kopi masih sangat rendah sehingga petani kopi belum bisa sejahtera.

Dirinyapun menyebutkan penyebab rendahnya produktivitas kopi Arabika itu disebabkan varietas yang ditanam masyarakat, tidak ada barietas yang jelas karena hingga saat ini pun belum ada kebun induk untuk pembibitan varietas kopi Arabika Gayo 1 dan Gayo 2 yang sudah direkomendasikan.

“Hingga saat ini belum ada kebun induk kopia Arabika di Gayo ini,” katanya kesal.

Selain itu, tanaman kopi yang sudah tua yang sudah tidak produktif lagi, lebih dari 30% tanaman kopi di Gayo merupakan pohon tua, sehingga tidak produktif lagi, sementara untuk menggantikan pohon kopi yang sudah tua ini perlu bibit, namun bibit juga tidak tersedia.

“Ketersediaan bibit tidak mencukupi, diperlukan 48 juta lebih bibit kopi untuk peremajaan kopi di Gayo,” jelasnya.

Jadi harapanya yang hadir hari ini bisa membantu petani, karena apapun tidak ada gunanya kalau tidak membantu petani.

“Tidak ada gunanya membicarakan petani dilpangan kalau tidak membantu petani,” katanya.

Seperti diketahui, kegiatan ini merupakan serangkaian kegiatan Kontes Kopi Spesialty Indonesia (KKSI) ke-8 yang berlangsung di Aceh Tengah, 21-23 Oktober 2016. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI).

(Feri Yanto)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.