Menolak Kebenaran

oleh
Husaini Muzakir Algayoni

“Kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia”

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

Husaini Muzakir Algayoni
Husaini Muzakir Algayoni

Allah swt mengutus para Rasul-Nya untuk menyampaikan risalah kepada umat manusia supaya manusia mematuhi perintah Allah dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya Risalah-risalah yang disampaikan para Rasul ada saja segelintir orang yang menghalanginya, bagi yang menghalangi adalah orang yang tidak suka dengan ajaran yang dibawa para Rasul dengan alasan bertentangan dengan ajaran ataupun tradisi nenek moyang mereka. Dan ada juga masalah bisnis, pada masa silam, dakwah yang di sebarkan Rasulullah saw untuk menumpaskan orang-orang yang menyembah patung/berhala karena merupakan suatu perbuatan politheisme/musyrik; bagi orang yang membuat patung akan menolak mentah-mentah dakwah rasul tersebut karena dikhawatirkan bisnis membuat patung tersebut akan gulung tikar karena tidak ada lagi orang yang mau membeli patung untuk disembah.

Begitu juga dengan masa sekarang ini, sifat pragmatis dan materialistis yang ada dalam benak orang modern sudah terbiasa dengan bisnis remang-remang yang bersifat haram di usik oleh pemerintah lantaran menyalahi ajaran Islam maka si pebisnisman tersebut tidak tinggal diam, dia akan menolak usaha bisnisnya ditutup dengan segala cara.

Salah satu utusan Allah yang banyak menghadapi tantangan dari kaumnya adalah Nabi Musa as, yang di utus kepada kaum yang keras kepala yaitu Bani Israil. Nabi Musa as menemui jalan terjal dalam berdakwah karena yang dihadapi Nabi Musa bukanlah orang sembarangan, mereka mempunyai peran penting dalam wilayahnya seperti Fir’aun sebagai penguasa, ada pula sebagai orang yang paling kaya yang bernama Qanun dan tidak ketinggalan pula dari orang yang berilmu yang bernama Haman.

Fir’aun, kita semua pasti sudah mengenalnya siapa Fir’aun itu. Orang yang paling sombong di dunia karena mengaku bahwa dialah Tuhan dan menentang dakwah Nabi Musa as. Hamman adalah penasihat khusus Fir’aun yang merupakan tokoh utama dalam politik dan pemerintah Mesir setelah Fir’aun. Para penasihat dan pembantu Fir’aun adalah kepala-kepala dalam rezim Fir’aun yang mengatur berbagai perkara (sosial, ekonomi politik dan lain lain). Qarun adalah seorang kaya raya dengan kekayaan begitu melimpah yang gembok-gembok kekayaannya sangat banyak dan besar lengkap dengna para pengawal yang berbadan kekar lagi kuat untuk menjaga dan memeliharanya.

Fir’aun, Qarun dan Hamman adalah para pembesar yang sombong di negeri Mesir saat itu yang menentang dakwah Musa as, sebagaimana Allah swt berfirman: “Dan (kepada) Qarun, Fir’aun dan Hamman. Dan sesungguhnya Musa telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti (keterangan) yang nyata. Tetapi mereka malah berlaku sombong di (muka) bumi…” (QS. al-Ankabut: 39).

Ketiga tokoh diatas yakni Fir’aun, Qarun dan Hamman menolak seruan dakwah yang disampaikan Nabi Musa as untuk menyemabah Allah swt karena kesombongan mereka. Malahan Fir’aun lebih ganas mengatakan bahwa “Aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku”. Begitu juga dengan si Iblis yang menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi adam as dan meremehkan nabi Adam dengan alasan si Iblis lebih mulia dari Adam lantaran si Ibils diciptakan dari Api.

Semua tahu siapa Iblis, ia bukan makhluk ateis, karena ia mengenal Allah dengan baik. Ia juga bukan makhluk yang bodoh; strateginya untuk menyesatkan manusia terbukti cukup ampuh. Namun meski dekat dengan Allah, Iblis justru kafir, bahkan kekafirannya itu telah dikonfirmasi langsung oleh Allah swt. Iblis disebut kafir bukan karena ia tidak tahu, tetapi karena membangkang (QS. 002: 34, 015: 31 dan 020: 116), menganggap dirinya hebat (QS. 002: 34, 038: 74) dan melawan perintah Allah (QS. 018: 50). Demikian dalam buku Islam Liberal 101.

Masalah sikap sombong ini yang berujung pada penolakannya terhadap kebenaran, sebuah hadis menjelaskan makna dari kesombongan tersebut yaitu, dari Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidak akan masuk syurga, orang-orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan.” Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya laki-laki menyukai apabila baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu bagus dan menyukai yang bagus. Kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim).

Dari tulisan singkat ini dapat disimpulkan bahwa sikap sombong yang diperankan oleh Fir’aun beserta antek-anteknya Qarun dan Hamman begitu juga dengan kawannya yaitu Iblis menolak perintah Allah swt dengan alasan bahwa mereka adalah yang paling hebat, paling mulia diantara yang lain. Oleh karena itu kiranya kita sebagai hamba-Nya jangan sampai kita terjebak dalam perbuatan sikap sombong yang dapat menjerumuskan kita kepada perbuatan-perbuatan seperti Fir’aun dan Iblis.

Semoga bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri.

*Alumni Pondok Pesantren Terpadu Nurul Islam, Belang Rakal. Kabupaten Bener Meriah.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.