Saat Muallaf Cilik Kala Wih Ilang ‘Veronica’ Mengeja Bismillah

oleh

Catatan Rahma Inen Hafshah

received_1377575438920644

VERONICA namanya, anak perempuan sulung dari Jafaruddin seorang muallaf asal Binjai, Medan yang sekarang tinggal dan menjadi penduduk di salah satu daerah di Aceh Tengah, tepatnya di daerah Kampung Wih Ilang, Dusun Kala Wih Ilang kecamatan Pegasing.

(Baca juga : Para Muallaf di Kala Wih Ilang, Sudahkah Hak Mereka Ditunaikan?)

Tak banyak cerita yang ku dapat dari anak perempuan yang berambut panjang tapi lusuh ini. Saat kami datang, minggu 2 Oktober 2016, dialah yang menyambut kami sambil menggendong adik kecilnya, sempat ku bertanya sekolah kah?

Jawabnya dulunya iya di MIS (Madrasah Ibtidaiyah Swasta)  itu, katanya, sambil menunjuk arah salah satu bangunan sekolah tidak jauh dari tempat tinggal mereka yang hanya berbungkuskan plastik terpal biru.

MIS Kala Wih Ilang
MIS Kala Wih Ilang

Sekarang? tanyaku lagi.  “Tidak lagi” ayahnya ambil alih menjelaskan.

“Veronika tidak sekolah karena tidak kuat bangun pagi, udara disini sangat dingin dan aku tidak bisa memaksanya. Jika aku memaksanya aku takut aku marah sama dia, aku akan memukulnya. Aku tidak mau anak-anakku merasakan pukulan yang pernah aku rasakan dulu,” begitu alasan ayah Veronika, Jafaruddin kenapa tidak lagi menyekolahkan Veronika.

Saat bantuan dari rekan-rekan di Takengon kami turunkan ada satu bungkusan yang langsung mereka buka, bukan juga makanan. Tapi bungkusan mainan yang tak seberapa yang dimasukkan di kantong kresek oleh anak umur 3 tahun, sebelum kami berangkat menuju lokasi siang tadi dan ada 4 buah buku kecil miliknya.

Ya Veronica langsung mengambil buku itu. Ada senyum bahagia di saat dia membuka buku itu. Sedangkan ketiga adiknya berebutan mainan.

received_1377575372253984

Pemandangan ini membuat buyar rasa lelah dan gundah akibat perjalanan yang begitu panjang, jalan berbatu dan menanjak bahkan kami sebelumnya tak tau rumah Jafaruddin yang informasi awalnya di Dusun Kala Wih Ilang itu dimananya.

Veronica yang membuka buku langsung membaca basmalah yang ada di dalam buku.

Kutanyakan ” bisa baca?” ” bisa sedikit-sedikit ” ujarnya.

“Kalau huruf Hijaiyah, bisa?”, nggak” katanya. “Bismillah, tulisan ini ada di papan tulis sekolah ku dulu,” katanya.

Alhamdulillah setidaknya dia tau. Mereka masih muallaf beberapa bulan wajar jika belum bisa Hijaiyah, karena yang mengajar pun tak ada.

Saat ini menurut saya yang seorang ibu rumah tangga, mereka membutuhkan pemahaman agama, guru agama yang dapat mengajarkan mereka. Karena di daerah tersebut tidak hanya mereka yang muallaf, berbilang jumlahnya.

Semoga ada jiwa-jiwa muda yang mau bergerak kesana untuk mengajarkan ilmu agama.[]

rps20161002_224458_969

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.