“Kehidupan ini terlalu pendek untuk disia-siakan”
(Benyamin Disraeli)
Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

Kisah asmara Zainuddin dalam novel Tenggelamnya Kapal van Derwijck dengan seorang gadis ayu nan cantik jelita berdarah minang yang bernama Hayati kandas ditengah jalan, cinta yang dirajut dengang benang kasih sayang serta goresan-goresan pena yang berasal dari lubuk hati Zainuddin dengan kata-kata indah yang saling bertukar surat dengan Hayati membuat dua anak adam ini terbang jauh ke negeri atas awan.
Kandasnya cinta Zainuddin membuat ia jatuh tak berdaya, hari-harinya dihabiskan diatas kasur sambil merenung dan meneteskan air mata. Permatanya hilang di ambil orang tak menyurutkan langkahnya untuk terus maju kedepan, Muluk sahabatnya yang setia selalu memberikan motivasi bahwa sahabatnya itu mempunyai jiwa pengarang yang handal maka merantaulah dua orang ini ke pulau Jawa mengarungi kehidupan meraih cita-cita dalam dunia sastra.
Bagi setiap orang ketika kehilangan cinta, apalagi cinta pertama membuat jiwanya meronta dan pikirannya tak terkendali sehingga ia jatuh dalam kesedihan dalam jangka waktu yang sangat panjang atau dalam bahasa anak gaul sekarang ‘oh susahnya move on’. Kesedihan berawal dari hilangnya cinta membuat hidupnya juga tak bersemangat, hari-hari yang ia jalani tak berwarna lagi sehingga tujuan yang ingin diraih bisa berantakan karena gara-gara cinta ini.
Akan tetapi bagi insan yang mempunyai akal yang cerdas, pikiran yang jernih tatkala hilangnya cinta bukan bertarti hidup ini juga hilang semangat apalagi hilangnya cita-cita. Kisah “Zainuddin dalam novel Tenggelamnya Kapal van Derwiijck menjadi inspirasi bagi insan yang gagal dalam meraih cinta namun tak menyurutkan hilangnya cita-cita”.
Hilangnya cinta memang membuat jiwa seseorang tergoncang dahsyat, ini juga yang dialami oleh mantan Preseiden kita yaitu bapak BJ Habibie, yang mana cinta pak BJ Habibie terhadap Ibu Ainun sangatlah kuat, kekuatan cinta selama 48 tahun 10 hari harus berpisah dengan kematian sehingga pasca kepergian separuh jiwa pak BJ Habibie tersebut tiba-tiba pak BJH terperangkap dalam samudera emosional yang amat bergejolak, yang sewaktu-waktu dapat menghisap BJH kepusaran yang amat deras dan ganas.
Prof. Dr. Mathay dari Hamburg menyebutkan dalam novel Habibie dan Ainun bahwa pak BJH sebagai “black hole”, yaitu suatu kondisi “psikosomatic malignan”, dimana gangguan emosional berdampak negatif pada sistem organ vital manusia, sehingga menjadikan seseorang yang ditinggalkan pasangannya jatuh sakit yang progresif dan terminal dan kemudian menyusul pasangannya menghadap Tuhan.
Tim dokter memberikan alternatif kepada pak BJH untuk mencegah pak BJH jatuh pada hisapan black hole tersebut, salah satu alternatif ialah melakukan kegiatan yang melibatkan secara intensif pikiran maupun emosional, yaitu dengan Menulis. Dengan melakukan terapi diri (self-healing) yang dilakukan oleh pak BJH dengan menulis maka terbitlah novel yang menurut penulis sebuah kisah yang harus diteladani oleh generasi masa sekarang tentang kekuatan cinta dan perjuangan hidup.
Hilangnya seseorang yang pernah menjadi bagian dari kehidupan kita tak lekas hidup kita juga berada dalam kesedihan, dari apa yang kita alami; dari apa yang kita rasakan dan dari apa yang kita dapatkan dalam mengarungi bahtera kehidupan menjadi pengalaman yang berharga menuju perubahan ke arah yang lebih baik.
Karena kehidupan ini terlalu pendek untuk disia-siakan kata Benyamin Disraeli dalam buku La Tahzan, begitu juga dengan George Bernard Shaw berkata, “Rahasia ketidakbahagiaan itu terletak dalam kesempatan yang diberikan kepada anda untuk berpikir dengan leluasa; apakah anda berada dalam kondisi bahagia atau tidak. Oleh sebab itu, jangan terlalu banyak berpikir tentang hal itu. Sebaliknya, teruslah bekerja, karena saat itu darah anda akan mulai mengalir dan otak anda mulai berpikir lagi. Kehidupan yang baru akan melenyapkan pikiran-pikiran itu dari otak anda. Bekerjalah dan jangan berhenti! karena ini merupakan resep yang paling murah yang pernah ada di muka bumi dan paling mujarab”.
Terlalu lama dalam kesedihan bisa jatuh dalam depresi dan stress oleh karena itu bagi insan yang lagi sedang patah hati janganlah terlalu lama dalam kesedihan karena diluar sana anda sedang ditunggu oleh cita-cita anda maka bergeraklah, bergerak dan bergeraklah. Kisah Zainuddin dalam novel Tenggelamnya Kapal Vanderwijk memberikan pelajaran buat anak muda yang pernah merasakan sakitnya patah hati bahwa kandasnya cinta itu memberikan kepada kita untuk berpikir luas dan mendapatkan inspirasi dalam dunia tulis menulis, seperti pak BJ. Habibie tatkala ditinggalkan oleh Ibu Ainun; ia mengobati lukanya dengan menulis juga.
Penulis: The student of Theology and Fhilosophy.