dr. Darma Tapa, Pemilik Kuda Terbanyak di Gayo

oleh
Dr. Darma Tapa Gayo

Catatan : Khalisuddin

Dr. Darma Tapa Gayo
Dr. Darma Tapa Gayo

SATU nama yang paling sering disebut-sebut melalui pengeras suara disetiap even pacuan kuda Gayo di lapangan H. M. Hasan Gayo Belang Bebangka Pegasing Aceh Tengah, dialah dr. Darma Tapa Gayo, Sp.Rad.

Seorang dokter spesialis radiologi yang kini sudah menjalani masa pensiun, namun tetap diminta skillnya di 2 rumah sakit di Aceh, di RSU Fauziah Bireuen dan di RSU Datu Beru Takengon.

Lalu kenapa nama Dokter ini sering disebut?, ternyata bukan karena panggilan terkait medis, semisal penanganan kecelakaan joki yang terjatuh dari kuda berlari atau penonton yang terlindas kuda lari. Ataupun sebab lain yang memerlukan penanganan.

dr. Darma ternyata paling banyak yang menyertakan kuda pacu disetiap even ini, baik saat merayakan Milad Kota Takengon setiap 17 Februari atau HUT RI setiap 17 Agustus. Lumrah, namanya paling kerap disebut, pasalnya setiap pemanggilan kuda ke race pacuan, selain nama kuda juga disebut nama pemiliknya.

Seperti di even memeriahkan HUT RI ke 71, 22-28 Agustus 2016, tidak tanggung-tanggung, dr. Darma menyertakan 25 ekor kuda di even tahunan pacu kuda Gayo ini, jantan dan betina. Kecuali betina yang deres tidak disertakan.

Hingga pertengahan 2016, sosok Simpei olahraga beladiri Kempo Dan-III ini memiliki tidak kurang dari 75 ekor kuda yang tersebar di 3 kabupaten, di Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.

Kuda-kuda tersebut dipelihara dengan sistem gaduh, anak kuda yang lahir pertama sejak di gaduh menjadi hak pemilik, lalu anak kedua hak penggaduh (pemelihara), begitu seterusnya untuk anak ke 3, ke 4 dan seterusnya.

Awalnya, perjanjian berlaku antara dr. Darma dengan penggaduh setelah anak kuda yang dilahirkan berumur 2 bulan. Namun karena sering terjadi kematian anak kuda sebelum umur tersebut, dr. Darma merasa kasihan kepada peternak dan menetapkan saat umur anak kuda 6 bulan.

Lalu apakah beternak kuda menjadi penghasilan suami dari dr. Lusiana, S.PD ini?, ternyata sebaliknya. Sejauh ini masih uang keluar, walau tidak ditampik jika ada kuda-kudanya yang dijual, baik untuk pacuan, perbibitan atau konsumsi dengan pemasaran ke Sumatera Utara.

Walau banyak menurunkan kuda pacu saat even pacuan kuda di Aceh Tengah, namun kuda milik dr. Darma Tapa Gayo tidak banyak yang berhasil memenangi pacuan.

Maklum, kuda-kuda yang umumnya bertanding di kelas lokal tersebut tidak dilatih khusus seperti kuda-kuda pacu milik orang lain. Pun begitu, ada beberapa ekor yang diunggulkan, misalnya kuda yang diberinama Intan Permata yang turun di Kelas pacuan F Muda.

Dr. Darma mengaku senang saja, dia juga tidak repot karena yang membawa dan mengurus kuda di arena tersebut bukan dirinya, namun yang memeliharanya selama ini. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.