Jakarta-LintasGayo.co : Peluncuran buku Antologi “Puisi Memo Anti Terorism” bertempat di Gedung Sarinah Thamrin Jakarta pada Jumat, 27/05 berlangsung meriah dan sukses. Turut hadir dalam perhelatan 250 Penyair Indonesia itu diantaranya adalah Mayjen TNI (Purn ) Supiadin Aries, wakil Ketua RUU Tindak Pidana Terorisme yang juga anggota komisi I DPR RI. Disamping mengikuti peluncuran buku, keduanya juga menjadi narasumber dalam sesi dialog.
“Puisi yang ditulis oleh 250 penyair dalam buku ini akan dimasukkan sebagai bahan masukan di dalam penyusunan RUU Tindak pidana terorisme yang saat ini tengah digodok di DPR yang akan diterjemahkan dalam bahasa hukum”, kata Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries.
Ia juga menambahkan, terorisme itu tidak bisa diselesaikan secara sektoral, harus menyangkut semua sektor dan harus dilakukan tindakan jauh-jauh hari pencegahan agar tidak terjadi, karena jauh biayanya lebih murah dan pencegahan itu bisa melibatkan seluruh elemen masyarakat berbangsa dan bernegara.
RUU Tindak Pidana Terorisme sekarang ini, menurutnya sudah masuk dalam tahapan menyusun jadwal acara dengan mendapatkan masukan dari berbagai elemen masyarakat dalam acara seminar. “Setelah itu baru mengerucut pada RDPU, yaitu kepada para pakar. Setelah itu baru ada rapat kerja dengan menteri terkait, barulah nanti kita rumuskan bersama dengan pemerintah pasal demi pasal,” jelasnya.
Selain Mayjen TNI (Purn ) Supiadin Aries hadir juga AKBP Ir. A. Untung Sangadji serta sejumah tokoh nasional lainnya. Dalam sambutannya AKBP Ir. A. Untung Sangadji mengatakan
“Puisi adalah alunan bahasa jiwa yang tidak boleh kita tutup-tutupi, di dalam diri seniman ada ketulusan, ada bukti, ada aspirasi yang tidak palsu di samping dia berakting dengan penanya, lihat wajahnya bagaimana nada suaranya, gerakan tambahannya, coba lihat kata-katanya, jangan sekedar mendengar, jangan hanya sekedar melihat tetapi resapi, dalam diri seniman tidak ada dusta,” jelasnya.
[SY]