Bank Dunia Lirik Pengembangan Agro Wisata BDP Saree

oleh

Catatan : Fathan Muhammad Taufiq*

Instalasi Hidroponik DPD SareeKeberadaan Balai Diklat Pertanian Aceh di Saree saat ini ternyata bukan hanya menjadi tempat para penyuluh untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bagi ara penyuluh pertanian melalui beragai kegiatan diklat. Lebih dari itu, Balai Diklat yang dipimpin oleh drh. Ahdar, MP ini, sejak tahun 2014 yang lalu mulai berbenah untuk memerankan fungsi ganda, yaitu selain sebagai wahana pendidikan dan pelatihan bagi para penyuluh pertanian, juga dirancang sebagai tempat penelitian bagi mahasiswa serta dalam jangka menengah sudah di programkan untuk menjadi lokasi agro wisata.

Keseriusan Ahdar, untuk :”menyulap” kawasan di sekitar BDP Saree yang meiliki lahan lebih dari 10 hektar ini menjadi obyek agro wisata sudah terlihat sejak ditetapkannya balai diklat ini sebagai tuan rumah penyelenggaraan Puncak Peringatan Hari Krida Pertanain dan Expo Pertanian Aceh tahun 2014 dan 2015 yang lalu. Menyadari bahwa potensi lahan di sekitar balai diklat sangat potensial untuk dikembangkan, Ahdar pun mulai “merombak” wajah kusam BDP Saree menjadi kawasan wisata agro yang menarik untuk dikunjungi. Beberapa instalasi agro practice seperti instalasi hidroponik, vertikultur, unit pengolahan pupuk organik, taman agro dan pengembangan agribisnis talas jepang Satoimo mulai digarap Ahdar dan jajarannya dengan dukungan dari pemerintah provinsi Aceh.

Inovasi dan pembenahan yang dilakukan Ahdar untuk terus mempercantik areal komplek balai Diklat yang dipimpinnya nyaris tanpa henti, apalagi kawasan agr wisata yang tengah dia kembangkan itu juga sudah ditunjuk sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan Pekan Nasional (PENAS) Petani Nelayan Seluruh Indonesia pada tahun 2017 yang akan darang.. Diperkrakan lebih dari 50.000 peserta dan pengunjung even tiga tahunan Kementerian Pertanian dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional ini akan memadati kawasan agro wisata baru ini, tentu butuh perencanaan dan persiapan yang matang agar para pengunjung merasa puas saat mengunjungi obyek wisata pertanian ini. Sebuah kebanggaan tentunya bagi Ahdar dan jajarannya, tapi memang harus “dibayar” dengan kerja keras dan penyediaan anggaran yang tidak sedikit.

Namun Ahdar tetap optimis, obsesinya mengembangkan kawasan agro wisata di Saree ini akan menjadi kenyataan. Jika “mimpi” ini berhasil dia wujudkan, maka dampak positifnya juga akan dirasakan oleh masyarakat sekitar, pemerintah kabupaten Aceh Besar dan pemerintah provinsi Aceh khususnya dalam peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, karena pengembangan kawasan agrowisata juga akan memicu tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru. Itulah sebabnya, Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah juga sangat mendukung upaya yang telah dilakukan oleh Ahdar dan kawan-kawan. Dukungan lainnya juga muncul dari berbagai pihak seperti Kementerian Pertanian, Asosiasi Talas Satoimo Aceh dan pihak-pihak lain yang mendukung upaya yang telah dilakukan oleh Ahdar.

“Alhamdulillah, upaya kami untuk menjadikan komplek BDP Saree ini sebagai kawasan agro wisata mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, ini tantangan sekaligus peluang bagi kami,” ungkap Ahdar optimis.

Setelah berjalan kurang lebih dua tahun, upaya Ahdar sudah mulai menampakkan hasil, banyak pejabat Kementerian Pertanian, pejabat Pemerintah dari berbagai Daerah, para Mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi mulai tertarik untuk mengunjungi BDP Saree, bahkan sudah banyak wisatawan manca negara yang juga penah menjejakkan kaki di kawasan wisata baru ini.

Upaya dan kerja keras Ahdar juga mulai menuai respon positif dari berbagai pihak, salah satunya Bank Dunia (World Bank) yang menilai upaya pengembangan agro wisata Saree ini sangat prospektif pada masa yang akan datang. Hal itu terungkap saat Muslahuddin Daud, yang menjabat sebagai Social Development Specialis World Bank, mengunjungi kawasan agro wisata BDP Sare beberapa hari yang lalu. Dihadapan Ahdar, Muslahuddin menyatakan kesiapan Bank Dunia untuk membantu pengembangan kawasan ini menjadi salah satu destinasi wisata agro, bahkan apa yang telah dilakukan oleh Ahdar, menurut Muslahuddin juga sudah menjadi “mimpi”nya sejak beberapa tahun yang lalu.

“Lima tahun yang lalu saya pernah mengunjungi daerah ini, waktu itu saya punya impian untuk menjadikan daerah tujuan wisata agro, karena potensi lahannya sangat mendukung, Alhamdulillah mimpi saya sudah mulai direalisasikan oleh teman saya pak Ahdar dan kawan-kawan” ungkap Muslahuddin “Saya akan siapkan pagu bantuan dari Bank Dunia untuk mempercepat pembangunan dan pengembangan kawasan agro wisata ini, karena saya melihat prospeknya kedepan sangat bagus, apalagi lokasinya juga sangat strategis, berada di lintasan jalur utama Mrdan- Banda Aceh, ini sangat memudahkan para wisatawan untuk menagkses lokasi ini” lanjutnya.

Menurut Muslahuddin, pengembangan kawasan agro wisata Saree ini juga akan berdampak sangat positif bagi pemangunan wilayah di sekitarnya, industry dan jasa akan berkembang pesat dan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, itulah sebabnya pihaknya sangat tertarik untuk ikun berinvestasi dalam pengembangan kawasan wisata pertanian ini.

Dalam kunjungan tersebut, Ahdar tidak lupa mengajak Muslahuddin untuk mencicipi Jus Satoimo yang saat ini mulai jadi tren minuman sehat itu. Menikmati lezatnya jus berbahan dasar talas jepang satoimo itu, Muslahuddin berkomentar bahwa minuman khas ini akan jadi ikon dan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

“Saya baru mencobanya sekali, ternyata jus satoimo ini sangat lezat dan konon berkhasiat untuk kesehatan, saya yakin, kedepan jus satoimo ini akan jadi ikon dan cirri khas agro wisata Saree ini,” pungkas Muslahuddin.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.