Ketika Ayah dan Anak dari Mesir Teteskan Air Mata Urang Gayo

oleh
Penulis dan Syeikh Kamil

Catatan: Harun Usman, Lc*

Penulis dan Syeikh Kamil
Penulis dan Syeikh Kamil

SUHU kota dingin pagi itu, Selasa 26 April 2016 seperti hari-hari sebelumnya namun jama’ah Masjid kebanggaan Kota Takengon Ruhama’ ada sedikit berbeda, hari ini jamaahnya jauh lebih ramai, Rupanya Syeikh Kamil mengawali agenda di kota dingin ini dengan menjadi Imam Shalat Subuh berjamaah di masjid itu. Seakan percaya tidak percaya, tapi begitulah nyatanya kawan-kawan dari Ikatan Alumni Timur Tengah telah mempersiapkan untuk menyambut kedatangan Syeikh Dr. Kamil El-Laboudy.

Syeikh ini adalah seorang pakar Tahfidz Internasional dari Mesir penemu metode Tahfidz untuk balita. Dia juga ayah dari 3 Hafidz termuda dunia, Yazid (Pemecah Rekor Hafidz Cilik Internasional).

Sebagai Imam shalat shubuh, bacaan ayatnya yang begitu menyentuh, tidak terasa ayat yang dibaca sedikit panjang, para jamaah betul-betul menikmati setiap bacaan yang beliau baca, seakan mengetahui makna dari ayat yang dibacanya.

Usai shalat, sang Hafidz cilik Yazid pemecah Rekor Internasional dari Kota Seribu Negara membaca beberapa ayat Al-Quran dan dilanjutkan dengan tes hafalan yang di ajukan oleh jamaah yang hadir, jamaah boleh menanyakan surat dan ayat mana saja, kemudian Yazid menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Setelah itu barulah Syeikh kamil memberikan tausiah dan motivasi tentang menghafal Al-Quran bagi jamah. Syeikh mengatakan sesibuk apapun kita berikan waktu untuk membaca Al-Qur’an, jadikan kita sebagai motivasi bagi anak-anak kita dalam menghafal Qur’an.

Hotel Renggali, sebuah hotel yang persis berada di pinggiran danau laut tawar menjadi tempat “transit” buat Syeikh asal Negara Seribu Menara ini beserta anaknya sembari menikmati sarapan pagi dengan udara yang segar dan bebas polusi.

Syeikh Kamil dan anaknya Yazid
Syeikh Kamil dan anaknya Yazid

Sekitar pukul 09.00 Wib Duktur Kamil melanjutkan agenda selanjutnya di SD IT Al-Manar Jakarta cabang Takengon, disana dimulai dengan acara peresmian PAUD dan markaz tahfizh Al-Manar, tampak disana hadir dalam acara tersebut Wakil bupati Aceh Tengah Drs.H Khairul Asmara dan Tgk. Muchsin Hasan, S.Pdi ketua DPRK Aceh Tengah, ditempat ini Dr. Kamil berbagi kiat-kiat dan pengalamannya sehingga menghasilkan keluarga Hafizh Al-Quran.

Diantara catatan penting yang ia sampaikan sebagai berikut :

1. Menghafal Al- Quran bisa difokuskan pada waktu selain waktu kerja misalnya sebelum tidur atau setelah bangun tidur, berinteraksi dengan Al-Quran tanpa batas waktu, banyak orang menghabiskan waktu untuk membaca buku, koran, dan lainnya, alangkah baiknya kalau sepertiga dari waktu itu digunakan untuk “dekat” dengan Al-Qur’an karena pada Al-Qur’an ada cinta dan kedamaian.

2. Tidak ada alasan orang tidak bisa membaca dan menghafal Al-Quran, nah Syeikh asal provinsi Thanta Mesir ini mengatakan paling tidak kita buat rencana setiap waktu shalat kita hafal satu ayat dikali 5 ayat dalam sehari, berarti dalam sebulan kita bisa menghafal 150 ayat,bagaimana kalau setahun?

3. Berusaha sungguh-sungguh menghafal Al-Quran diiringi dengan doa,mengutip hadis yang disampaikannya: dikatakan kepada orang yang membaca Al-Quran pada hari kiamat “bacakan ayat yang pernah kamu bacakan di dunia karena sesungguhnya kedudukanmu di akhirat adalah pada ayat yang kamu bacakan itu”, artinya hafizh Al-Quran mendapat kedudukan yang mulia di syurga.

4. Membaca dan menghafal Al-Quran akan maksimal hasilnya jika kita mengetahui dan memahami artinya, oleh karena itu syeikh Kamil menyarankan agar kita menggunakan mushaf yang berbahasa Indonesia untuk memudahkan menghafalnya.

Syeikh Kamil di Masjid Ruhama' Takengon
Syeikh Kamil di Masjid Ruhama’ Takengon

Diakhir tausiahnya Dr Kamil menyampaikan tiga poin penting; agar kita menyediakan waktu khusus setiap hari untuk membaca dan menghafal Al-Quran, membantu hafalan dengan memahami maknanya, dan belajar Al-Quran pun bisa dilakukan dengan cara berkumpul bersama keluarga 10-15 menit perharinya, membaca memahami dan mengamalkan nya dalam keseharian.

Acara tausiah dihadiri ratusan masyarakat dan juga wali murid serta beberapa tokoh masyarakat diakhiri dengan do’a bersama yang langsung di pimpin oleh syeikh Kamil, agenda dilanjutkan di Bener Meriah lalu setelah siang rombongan berangkat via jalan KKA menuju Lhokseumawe untuk selanjutnya terbang ke Jakarta via Kuala Namu Medan.

Salah seorang yang ikut bersama rombongan Syeikh, Abdul Hamid menceritakan andai dia punya anak seperti Yazid? Itulah tangisan jamaah subuh di masjid Ruhama Takengon ketika Syekh Yazid terus membaca Al-Qur’an, dengan suara merdu, tilawah shahihah, air mata jamaah membasahi pipi, sambil menyeka dengan tangan mulut mereka sembari berucap “Andai aku punya anak seperti Yazid, niscaya Allah akan memakaikan bagiku mahkota di alam barzakh yang sinarnya melebihi cahaya matahari, disebabkan anakku membaca dan mengamalkan isi Al-Quran di dunia”.

Sambil berkata dalam dialek Gayo “ulak kase ko ku ini Yazid boh” (engkau harus kembali lagi kesini ya Yazid). Banyak orang bertanya: “kenapa syekh harus segera kembali? Kita masih rindu dengan kajian dan suara Yazid!.[RN]

*Kepala KUA Kec. Jagong Jeget Aceh Tengah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.