Mengagumkan, Dua Desa di Gayo Lues Ini buat Saya Malu

oleh
Foto: Gunmas

Catatan: Supri Ariu*

“Bila anda melirik usaha yang dilakukan antara aktivis pendidikan dan masyarakat di kedua desa ini, spontan akan membuat anda takjub sekaligus terharu”

Foto: Gunmas
Foto: Gunmas

SUDAH lebih dari satu bulan ini, aktivitas masyarakat Desa Agusen Kecamatan Blangkejeren dan Desa Penosan Sepakat Kecamatan Blang Jerango di Kabupaten Gayo Lues agak berbeda dari biasanya. Bila sebelumnya masyarakat hanya disibukkan dengan aktivitas layaknya warga desa lainnya pada umumnya, seperti pergi ke sekolah, berkebun dan lain-lain, kini masyarakat di kedua desa ini juga disibukkan dengan aktivitas belajar bahasa inggris bersama. Mulai dari kalangan anak-anak, remaja hingga para orang tua.

Alih-alih sebagai upaya meningkatkan kualitas komunikasi demi meningkatkan gairah pariwisata sebagai desa yang berada di kawasan pintu gerbang hutan Leuser, bagi saya sendiri gagasan Pemerintah bersama Tokoh dan Aktivis Pendidikan setempat ini lebih dari itu.

Tidak bisa dipungkiri, kemampuan berbahasa inggris masyarakat Gayo Lues bahkan di Provinsi Aceh ini tergolong lemah. Jangankan bagi masyarakat di pedesaan, tingkat kemampuan berbahasa inggris di perkotaan sendiri masih jauh dari cukup bahkan terhitung rendah.

Namun bila anda melirik usaha yang dilakukan antara aktivis pendidikan dan masyarakat di kedua desa ini, spontan akan membuat anda takjub sekaligus terharu. Cukup dengan melihatnya melalui foto suasana belajar yang kerap dibagikan oleh pemilik akun facebook bernama Gunmas yang juga merupakan salah satu motor dari kegiatan ini.

Bila biasanya proses belajar dilakukan di dalam ruangan dengan rata-rata umur yang sama dalam tingkatannya, seperti dari tingkatan anak-anak di TK, remaja di SMA atau pemuda di perguruan tinggi, akan sangat kontras jika anda membandingkannya dengan kegiatan belajar di kedua desa ini. Belajar dengan tempat yang sederhana, memanfaatkan lingkungan desa seadanya atau belajar sambil menggendong sang anak di pangkuan.

Foto: Gunmas
Foto: Gunmas

Karena itulah saya menganggap kegiatan ini lebih dari visi misi yang dibuat sebelumnya. Layaknya seperti yang banyak orang bijak ungkapkan, “Agama tanpa ilmu pincang. Begitu juga sebaliknya” adalah rumusan pemikiran awal saat saya melihat semangat masyarakat desa Agusen dan Penosan Sepakat melalui foto-foto kegiatannya.

Selain itu, kekompakan masyarakat antara anak-anak dan para orang tua yang tergambar dalam kegiatan ini membuktikan bahwa masyarakat Gayo Lues paham dan mampu bersinergi dengan pemerintah dan aktivis setempat. Artinya, tergantung dari bagaimana tokoh-tokoh daerah negeri berjuluk seribu bukit ini dalam mengolah dan memunculkan ide-ide baru.

Foto: Gunmas
Foto: Gunmas

Rasa iri dan malu tentu terpahat jelas dalam benak siapapapun masyarakat di provinsi ini yang mengetahui kegiatan ini. Meski waktu kegiatan masih tergolong baru dimulai, minat anak-anak semakin hari terus meningkat. Manfaat positif lainnya dari kegiatan ini tentu akan meningkatkan kreatifitas anak-anak sejak dini, membangun rasa kebersamaan dan jiwa bersosial, dan membentuk pola pikir yang baik sekaligus merangsang peningkatan sumber daya manusia. Sehingga, masyarakat Gayo Lues kedepan semakin siap dalam menjawab segala tantangan masa depan.

Begitulah sedikit dari banyaknya cerita inspiratif dan hebatnya semangat masyarakat di kedua desa ini yang ingin mereka tunjukkan kepada kita. Akan sangat memalukan sekali jika kita sebagai para pemuda dengan kesempatan lebih luas kerap merasa lemah dan pesimis dalam berjuang meningkatkan kualitas diri.  Tentu saja, saya berharap semoga program ini terus berlanjut dan menyebar hingga ke semua desa-desa di Gayo Lues.

“Ada padi semua kerja jadi, ada beras semua kerja deras”. Jayalah Gayo Lues!

Foto: Gunmas
Foto: Gunmas
Foto: Gunmas
Foto: Gunmas
Foto: Gunmas
Foto: Gunmas
Foto: Gunmas
Foto: Gunmas

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.