Semeja Dengan Jokowi (2)

oleh
Jokowi saat berpidato di Bandara Rembele, Rabu 2 Maret 2016 tampak memegang Opoh Ulen-Ulen Kerawang Gayo. (LGco_Surya)

[bagian 2] Sambungan dari Semeja dengan Jokowi (1)

Catatan : Khalisuddin*

Khalisuddin-dan-Jokowi-2PENGALAMAN berinteraksi dengan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) terulang kembali setelah yang pertama kali saat gelaran Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) tahun 2013 silam di anjungan Aceh Tengah di Taman Ratu Syafiatuddin Banda Aceh, sempat bercengkerama semalam suntuk bersama sejumlah pasukan di Anjungan Aceh Tengah menunggu detik-detik kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di tempat tersebut.

Pengalaman bersama Jokowi lebih kaya karena tidak hanya dengan Paspampres namun juga berinteraksi langsung dengan Protokoler Kepresidenan.

Awal cerita saat saya dihubungi salah seorang staf Kemenseskab RI sekitar sebulan sebelum kedatangan Jokowi ke Bener Meriah. Staf tersebut menyebutkan jika surat yang dikirim Pemkab Aceh Tengah tentang permohonan agar Presiden membubuhkan tandatangan serta kesediaan meluncurkan buku Jejak Jokowi di Gayo ditujukan ke Presiden RI sudah mereka terima, namun lampirannya berupa naskah buku tidak ada, padahal sudah terlampir bersama surat tersebut.

Tidak memperpanjang kemana hilangnya naskah tersebut, saya segera menghubungi Murizal Hamzah agar menyempatkan diri mengantarkan permintaan tersebut karena jika dikirim dari Takengon dikhawatirkan memakan waktu lama. Kebetulan disaat yang sama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bandara Rembele, Yan Budiyanto juga sedang berada di Jakarta. Kedua sahabat saya ini kemudian bertemu dan berdiskusi agar naskah buku tersebut segera diterima Kemenseskab RI. Kanda Yan Budiyanto berbaik hati mengantarkan walau sesungguhnya saya tau dia sedang sangat sibuk berkaitan dengan tugasnya di Kemenhub RI.

“Buku sudah saya serahkan, mudah-mudahan bisa segera sampai ke tangan pak Presiden,” kata Yan Budiyanto melalui sambungan telepon kepada saya.

Komunikasi intens terus dilakukan dengan berbagai pihak termasuk Bupati Bener Meriah, Ruslan Abdul Gani yang dari awal sangat responsif terhadap penulisan buku ini. Dia kerap menanyakan kapan buku ini rampung. Puncaknya, saat memimpin rapat persiapan kunjungan Jokowi ke Bandar Udara Rembele, Ruslan menyebut-nyebut salahsatu agenda kunjungan Jokowi selain meresmikan Bandara Rembele adalah meluncurkan buku ini.

Dalam perjalanan berikutnya, orang yang paling sibuk mempersiapkan kedatangan Jokowi ini adalah Kabag Humas dan Protokoler Setdakab Bener Meriah, Irmansyah,S.STP yang dipercayakan sebagai Sekretaris Panitia melalui SK Bupati Bener Meriah nomor 800/40/SK/2016 tentang Pembentukan Panitia Kunjungan Kerja Presiden RI di Kabupaten Bener Meriah dimana di lebaran terakhir saya ditetapkan sebagai Koordinator Sahabat Joko Widodo.

SK-Sambut-Jokowi-(1)Mungkin, tugas ini dipercayakan kepada saya karena dianggap paling mengenal sejumlah rekan-rekan Jokowi dalam kaitan penulisan buku Jejak Jokowi di Gayo.

Hari H semakin dekat, tinggal sepekan saat saya berada di Banda Aceh mengikuti serangkaian kegiatan yang dihelat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Banda Aceh di salahsatu hotel ternama di kota tersebut, 24-26 Februari 2016. Kabag Humas dan Protokel Bener Meriah, Irmansyah yang sedang berada di Jakarta dalam kaitan kunjungan Jokowi ke Bener Meriah meminta saya untuk mengirimkan beberapa foto lama saat Joko Widodo berada di Gayo, cover buku serta sekilas gambaran tentang keberadaan Jokowi di Gayo di tahun 1986-1988. Permintaan ini segera saya penuhi.

Esoknya, Irmansyah mesti berada di Banda Aceh untuk berkoordinasi dengan pihak terkait di Setdaprov Aceh. Sekira pukul 14.00 Wib kami sudah berada di kantor Gubernur Aceh setelah Irmansyah saya jemput ke Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM).

Semula, saya tidak berencana pulang ke Takengon karena kegiatan yang saya nilai penting mewakili Komunitas Seni Budaya (KSB) Lintas Gayo bersama BPNB masih berlangsung. Dengan pertimbangan agenda kunjungan Jokowi ke Gayo juga penting, saya putuskan pulang ke Gayo sekaligus membantu Irmansyah karena dia tidak membawa kenderaan ke Banda Aceh dan berharap segera tiba di Bener Meriah.

Dalam perjalanan Banda Aceh-Bener Meriah, Irmansyah tidak henti-hentinya menerima telepon soal agenda kedatangan Jokowi ke Gayo. Dia terlihat bersemangat walau dalam keadaan sangat lelah. Orang ini menurut saya sangat energik dan bisa diandalkan, siap bekerja dibawah tekanan. Mungkin karena pernah ditempa di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bener Meriah sebagai Sekretaris, juga sebagai alumni Sekolah Tinggi Pemerintah Dalam Negeri (STPDN) Jatinangor yang pendidikannya konon bernuansa semi meliter.

Persiapan demi persiapan hampir 24 jam dilakukan oleh Panitia Gabungan, Pemkab Bener Meriah, Bandara Rembele serta jajaran pihak Keamanan, TNI dan Polri.

Paspampres mulai hadir di Bener Meriah dan Aceh Tengah. Kabar kedatangan Jokowi pun tersebar luas dan mulai simpang siur. Ada kabar akan menginap di Takengon, di hotel Renggali. Namun panitia juga menyiapkan penginapan di hotel Bayu Hill sebagai hotel paling “wah” di Takengon.

Beredar kabar jika Jokowi ingin menginap di Renggali. Saya langsung maklum, menurut informasi yang saya himpun dalam aktivitasnya selama berada di Gayo di PT. KKA (Persero) Jokowi sering di Renggali, untuk acara pertemuan atau sekedar berwisata saat libur kerja.

Keadaan semakin sibuk, saya juga terseret-seret jadi sibuk, selain teman-teman Jokowi mulai menelpon juga karena harus mencari tau (mengupdate) keberadaan mereka. Syukurlah ada Rasyid, salah seorang narasumber buku Jejak Jokowi di Gayo sangat pro aktif membantu menghubungkan kembali dengan rekan-rekan Jokowi. Saya sempat kehilangan kontak dengan sebagian besar rekan-rekan Jokowi akibat hilangnya Handphone yang menyimpan nomor kontak mereka.

Disisi lain, Murizal Hamzah juga kalang kabut menyiapkan beberapa eksemplar fisik buku Jejak Jokowi di Gayo sesuai permintaan Bupati Bener Meriah dan Kabag Humas dan Protokoler Setdakab Bener Meriah. Untuk disiapkan jika nanti diperlukan. Hingga saat itu kami, saya dan Murizal Hamzah  hanya punya 2 eks draft naskah buku,  itupun sudah lecek karena seringnya dibaca-baca lagi. (Video Jokowi Temu Sahabat). []
(bersambung)

**Ketua PWI Bener Meriah, salah satu dari dua penulis buku Jejak Jokowi di Gayo

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.