BEBERAPA hari yang lalu, 8-9 April 2016 kita semua menyaksikan bagaimana Gayo menyambut kedatangan Naura. Putri cilik kelahiran Dedalu Takengon yang baru pulang dari Jakarta, mengikuti kontes adu bakat Idola Cilik -5 RCTI yang diselenggarakan oleh stasiun TV tertua di negeri ini.
Naura yang masih terhitung cucu dari Raha Yusra, penyanyi Gayo tahun 80-an yang namanya berkibar dengan album Imaga ini, meskipun sekarang berdomisili di Medan dan maju ke ajang ini mewakili Medan. Tapi karena dalam ajang ini dia menonjolkan Gayo sebagai identitas kulturalnya.
Naura mendapat sambutan gegap gempita dari masyarakat Gayo di seluruh dunia. Meski secara resmi mewakili Medan, tapi para pendukung Naura yang setiap hari datang ke studio adalah masyarakat Gayo di Jakarta. Bahkan ada yang sampai menyempatkan diri datang dari kalimantan hanya untuk menonton Naura. Begitulah gambaran antusiasme masyarakat Gayo dalam mendukung Naura.
Di daerah, dukungan juga sama. Pemda yang menyatakan dukungan langsung kepada Naura adalah Pemda Aceh Tengah, tempat kelahirannya. Begitu juga Pemda Bener Meriah. Bukan Pemkot Medan, kota tempatnya melakukan audisi.
Semua dukungan ini berhasil mengantar Naura menduduki posisi ketiga pada ajang ini yang membuatnya mendapat kontrak selama 3 tahun bersama RCTI.
Ketika ajang nasional yang memastikannya mendapatkan juara ke-3 ini berakhir, Naura kembali ke kampung halaman di Gayo untuk mengucapkan terima kasih pada para pendukung yang telah mengantarnya meraih prestasi ini.
Kedatangan Naura kembali ke kampung halaman, bersamaan dengan maraknya berita baik lokal maupun nasional bahkan internasional tentang pelarangan konser Bergek di Aceh.
Tapi berbanding terbalik dengan berita tentang Bergek yang dipenuhi oleh hujatan, kecaman dan penolakan. Kembali dari Jakarta, saat Naura mengunjungi kampung halamannya, masyarakat Gayo menyambut Naura layaknya pahlawan yang baru memenangkan perang. Masyarakat berebut menyambut Naura.
Berita tentang kepulangan Naura ke kampung halaman penuh antusiasme, kegembiraan dan puja-puji . Berbeda dengan perlakuan yang didapat Bergek dari pemerintah daerah di Aceh. Kembali dari Jakarta, saat Naura mengunjungi kampung halamannya, masyarakat Gayo menyambut Naura layaknya pahlawan yang baru memenangkan perang. Masyarakat berebut menyambut Naura. Kepulangan Naura ke Gayo disambut euphoria. Pemda di dua kabupaten Gayo, Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Alih-alih melarang konser Naura, Pemda di dua kabupaten Gayo malah memfasilitasi konser penyanyi cilik yang dari jalur datu anannya yang berasal dari kampung Bale, masih terhitung berkerabat dengan penyanyi Gayo Erani Arora ini.
Plt Bupati Bener Meriah menjadikannya bukti bahwa urang Gayo jika mau berkarya dan berprestasi pasti bisa. Bupati Aceh Tengah menyambut Naura dan keluarganya di Pendopo. Kadispar Gayo Lues menyebutnya sebagai pemersatu Gayo, tokoh masyarakat Gayo Lues, M. Ali R Sulaiman menyebutnya sang motivator, Polisi mendaulatnya menjadi Duta Anti Narkoba dan Masyarakat mengaraknya keliling kota.
Di hari konsernya, masyarakat dari Gayo Lues pun tidak sedikit yang memaksakan datang hanya untuk menyaksikan “Putri kesayangan Gayo” ini secara langsung.
Dan yang lebih mengagumkan, para seniman dan penyanyi Gayo pun dengan sukarela mendukung Naura.
Para penyanyi dan pemusik Gayo yang telah memiliki nama besar di blantika berkesenian Gayo Ervan Ceh Kul, Serudang Mango, Ciqita Band, Tyrapisium Band, Sakdiah, Ujang Lakiki dan yang paling luar biasa Ramlah penyanyi Gayo legendaris yang namanya sudah dikenal di seluruh Gayo bahkan sebelum Aprina Fariona, ibunda Naura lahir, dengan suka rela mendukung perhelatan konser Naura.
Belum pernah dalam sejarah, atau setidaknya sejak saya lahir sampai sekarang. Kita melihat orang Gayo benar-benar bersatu tanpa ada kontroversi dalam mendukung satu orang putra terbaiknya.
Biasanya Gayo selalu terpecah oleh Belah, kampung, Uken-Toa dan belakangan Kabupaten yang berbeda. Tapi kali ini semua bersatu tanpa kontroversi.
Lalu apa arti semua ini?
Untuk Naura sendiri, sebagaimana disampaikan oleh ayahandanya Anditya, jelas dukungan dan rasa cinta yang begitu besar yang telah diberikan oleh Gayo tak akan mungkin dia lupakan dan akan terus mewarnai setiap jejak karirnya di dunia tarik suara.
Tapi yang jauh lebih penting daripada itu, untuk Gayo sendiri. Momentum keberhasilan Naura berprestasi di tingkat Nasional ini menjadi momen penting bagi Gayo. Fenomena Naura ini telah menunjukkan kepada kita semua bahwa ternyata kita bisa bersatu. Dan dengan persatuan Gayo, ternyata kita mampu untuk meraih tujuan bersama.[red]