Khalisuddin*
HASIL Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat diprediksi akan anjlok di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Pasalnya, perilaku curang yang sudah menjadi rahasia umum setiap tahunnya sudah sulit dilakukan. Kode yang tertera dilembaran soal tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya.
Jika tahun lalu kode soal yang tertera di soal mata pelajaran yang di-UN-kan itu sama. Misalnya setiap mata pelajaran 5 paket soal, soalnya juga diacak, bahkan ada soal yang sama hanya nomornya saja diacak. Berbeda tahun ini, kode soal juga tidak tertera secara jelas, hanya menggunakan seperti barcode saja, setiap paket soalnya juga berbeda tidak ada yang sama.
Dengan demikian indikasi kebocoran soal akan semakin kecil peluangnya. Pihak sekolah akan semakin sulit menyebar kunci jawaban ke siswa. Ada dampak positifnya disini, momok bahwa setiap UN kunci jawaban akan diberi kepada siswa saat ujian akan hilang secara perlahan, walau peluang kecurangan juga masih tetap ada.
Bukan hanya itu, nilai UN di dua kabupaten atau bahkan kabupaten lain di Aceh akan merosot jauh dari tahun lalu. Jika di tahun sebelumnya nilai UN di Aceh selalu masuk dalam peringkat 5 besar nasional, akan turun.
Dengan indikasi kecurangan UN di Gayo semakin kecil, akan berdampak baik bagi kemajuan dunia pendidikan di Gayo secara realistis. Bukan karena diapa-apakan.
Setiap tahun Aceh selalu mendapat ranking dalam peringkat nilai UN. Namun, kenyataannya pendidikan Aceh tidak terlalu baik. Ada apa ini, pasti ada kecurangan dalam pelaksanaan UN. Buktinya adalah saat siswa di Aceh termasuk di Gayo yang akan melanjutkan ke perguruan persentase kelulusannya anjlok, berbanding terbalik dengan nilai kelulusan UN yang tinggi.
Kali ini dan kedepannya, tidak mengapa dikorbankan satu generasi, asal generasi berikutnya menjadi lebih baik, ya dengan UN yang jujur.
Kelulusan siswa tidak hanya ditentukan 100 persen dari nilai UN. Nilai UN hanya 40 persen mempengaruhi kelulusan siswa, sisanya 60 persen ditentukan dari nilai Ujian Akhir Sekolah (UAS).
Kalau persentase kelulusan bisa saja 100 persen, karena sekolah memiliki peran penting dalam menentukannya. Akan tetapi, dengan anjloknya nilai UN akan semakin sulit bagi siswa untuk mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) favorit dan sekolah ikatan dinas seperti IPDN, Akmil, Akpol dan lain sebagainya. Sisi positifnya pasti akan lebih banyak dari pada sisi negatifnya.
Melawan kata hati tentu sangat menyiksa, mari kita dukung upaya peningkatan kualitas dan kuantitas kejujuran dan menurunkan angka kecurangan.[]
*Wartawan LintasGayo.co