Tawar Sedenge; Lagu Kebangsaan Gayo Serumpun?

oleh

Catatan : Syamsuddin Said*

AR Moese_Buku

Syamsuddin Said
Syamsuddin Said

KENDATIPUN lewat Qanun (Perda) Kabupaten Aceh Tengah Nomor : 09/XI/28/2002 lagu Tawar Sedenge gubahan AR. Moese telah dijadikan Lagu Wajib Daerah di Negeri Laut Tawar penghasil ikan Depik Kabupaten Aceh Tengah, namun dalam arti sesungguhnya lagu ini ikut menggugah rakyat Gayo serumpun untuk bersatu.

Harus dicatat, dalam lirik lagu tersebut tidak sedikitpun menunjukan ada Urang-Urang meskipun pada kenyataannya kita ini ditakdirkan dan dilahirkan berbeda.

Memang selama ini ada kesan seakan-akan ada Uken, Toa, Gayo Laut, Gayo Deret, Gayo Lues, Gayo Lukup, Gayo Kalul (Tamiang) dan Gayo Alas. Namun kiranya perbedaan itu harus dijadikan untuk memperkuat kebersamaan guna menunjukan jati diri kita sebagai rakyat Gayo dalam arti yang sesungguhnya seperti makna lambang negara kita Garuda Pancasila Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu.

Bila kita resapi terutama bagi mereka yang berjiwa seni ketika mendengar lagu ini dilantunkan dengan penuh perasaan, raga akan merinding, terlebih lagi jika melihat kondisi rakyat Gayo terkini belum menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Untuk lebih jelasnya berikut ini Dicantumkan teks lagu tawar sedenge (Tawar Dunia).

Selengkapnya Tawar Sedenge.

Engon koso tanoh gayo
Si megah mu reta dele
Rum batang uyem si ijo, kupi bako e
Penegen ko tuk ni kurik so
Uwet mi ko rakyat gayo
Sesilen pumu ni baju, netah dirimu
Enti daten bur kelieten Mongot pudederu
Oya le rahmat ni tuhen, kenko bewen mu

Uwet mi ko rakyat Gayo
Semayak bajung
ku Kin tawar rum muyang datu,
uwet mi mas ku
Ko matang ku si mumimpin
Emah ko uyem ken suluh
Katiti kiding enti museltu, ilahni dene
O kiding kao ken cermin
Remalan enti teduh
Enti merakao tangduru bun jema dele
Enti osah ku pumu jema
Pesaka siara Tenarin ni muyang datu,
ken ko bewen mu
Uwet mi ko rakyat gayo
Ko upuh bajung ku
Ken tawar rum muyang datu, uwet mi masku

Terjemahan bebas secara global dan ringkas menurut penulis, lihatlah tanah Gayo yang kaya Pohon tusam menghijau, kopi dan tembakau Semua itu rahmat Allah bagi urang gayo Jangan mau dijadikan orang berjalan dibelakang Jangan berikan tangan pada orang lain Mengeruk kekayaan, pusaka leluhurmu Singsingkan lengan baju, kerja keras memperbaiki dirimu.

Penafsiran ialah wahai urang Gayo jadikanlah dirimu tuan dinegerimu sendiri. Ironis memang ! lihat saja saat ini perut bumi Gayo Lues yang berisi ragam mineral dikuras oleh orang lain disebabkan urang Gayo belum ahli menggarapnya.

Urang Gayo asyik bertikai sesamanya hanya karena masalah sepele dan berebut kekuasaan sehingga alpa mencetak tenaga ahli bidang pertambangan.

Masyarakat Gayo pada umumnya lebih mengutamakan mencetak putra-putrinya sebagai PNS karena beranggapan PNS lah punya masa depan yang lebih baik, sayangnya itupun hanya sebagai pengekor. Bukan sebagai aktor. Paradigma seperti ini harus diubah jika urang Gayo ingin maju dimana sajapun mereka berada.

Sebagai tambahan penulis mendengar lagu ini dilantunkan setelah Tawar Sedenge dijadikan lagu wajib daerah Aceh Tengah, pada pembukaan Seminar Sarak Opat Adat Gayo di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon 27-28 November 2004, sedangkan seminarnya berlangsung di operation room kantor Bupati Aceh Tengah. Acara ini dihadiri Pj. Bupati Aceh Tengah Pj. Bupati Bener Meriah Bahri Tob.

Sebelumnya Tawar Sedenge dibawakan oleh Alimuddin Arahim. Dalam pementasan seni drama di Gayo Lues era enam puluhan. Acara ini dihadiri Pj. Bupati Gayo Lues M. Ali Kasim, Pj. Bupati Aceh Tengah Nasaruddin dan Pj. Bupati bener Meriah Bahri Tob.

Karya Monumental A.R Moese ini belum ada duanya, oleh karena itu kiranya di Gayo Lues juga lagu Tawar Sedenge dapat dijadikan Lagu Wajib Daerah. Akan tetapi bila seniman-seniman Gayo Lues berbakat ingin menciptakan  lagu yang lebih baik lagi, silakan saja, sebab saat ini sudah banyak cukup banyak pula yang menyandang gelar Sarjana Kesenian.

Pertanyaan sekarang kapankah hal itu bisa terjadi ?.[]

*Redaktur Senior LintasGayo.co

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.