Warga Bener Meriah Berang, Koperasi dari Acut Caplok Kebun 811 Ha

oleh

kop-acutRedelong-LintasGayo.co : Salah satu koperasi dari Aceh Utara, Koperasi ‘Tuah Nanggroe Atjeh” ditenggarai mencaplok kebun kopi milik warga Kecamatan Permata Kabupaten Bener Meriah dan sekitar 4 bulan lalu telah memasang plang nama koperasi tersebut kawasan pinggiran jalan Bener Meriah-Aceh Utara tepatnya sekitar 150 meter dari perbatasan yang di klaim Aceh Utara tepatnya pasca penempatan perbatasan versi Aceh Utara.

Keberadaan plang nama koperasi ini menjadi tanda tanya diantara beberapa masyarakat karena selama ini Aceh Utara belum pernah memiliki kebun kopi tiba-tiba ada tambahan komuditi baru di wilayahnya.

Pada dasarnya masyarakat tidak mempermasalahkan plang nama koperasi ini, namun beberapa hari ke belakang ini para pengurus koperasi mulai mengukur dan memasang patok perbatasan di beberapa kebun warga dengan menggunakan bambu kuning.

Melihat kondisi ini warga mulai resah terlebih lagi dalam pelang terbut tertulis “KEBUN INI MILIK KOPERASI’ TUAH NANGGROE ATJEH” dengan luas lahan sekitar 811 ha, tentunya kalau di lihat lahan seperti ini kebanyakan kebun masyarakat sudah menjadi milik koperasi, dimana masyarakat Bener Meriah ini sudah membuka lahannya semenjak tahun 1980an dan 1990an sementara kehadiran koperasi di-SK-kan pada tahun 2009.

Pertemuan pada hari ini, Minggu 21 Februari 2016 yang juga dihadiri Camat Permata, Rais berharap bisa bertemu dengan pengurus koperasi itu.
“Kita juga sudah mengkonfirmasi beberapa muspika Aceh Utara di antaranya anggota Kodim, namun hingga pukul 12.00 Wib tadi siang tidak ada satu pengurus koperasi dan pemda Aceh Utara yang hadir,” ungkap Rais.

Menganggap tidak ada penyelesaian kongkrit, dengan kondisi yang agak sedikit emosi warga langsung merusak plang nama koperasi sebagai bentuk kekesalan, karena mereka mengganggap koperasi dengan beraninya mengklim kebun mereka.kop-acut-1

Bahkan salah warga M. Arif mengatakan jika urusen tanah dan perbatasan adalah marwah bagi orang Gayo dan siap menghadapi kemungkinan apapun sebagai akibat mempertahankan hak.

“Di saat kita seperti ini mana pemerintah kita, apakah membiarkan warganya yang diobok-obok,” ungkap M. Arif.

Tokoh masyarakat Bener Meriah, Fakhruddin selama ini yang kerap melakukan mediasi warga, mengambil sikap dan mencoba memberikan pemahaman dan pendekatan kepada warga, agar masalah ini bisa diselesaikan dengan kepala dingin dan mencoba nantinya memfasilitasi dengan pengambil kebijakan di tingkat kabupaten, terutama Bupati dan DPRK Bener Meriah karena pemerintah lah yang memiliki otoritas terutama menyangkut keberadaan koperasi dan tapal batas tersebut.

“Masyarakat harus bersabar semoga kejadian hari ini dapat menjadi landasan dasar bagi pemerintah untuk lebih bijak menyikapi kejadian seperti ini, karena jika tidak di selesaikan dengan cepat kita khawatir ini akan berulang lagi dan kita tidak ini setelah jatuh korban baru pemerintah hadir, jadi tidak ada artinyta lagi,” ujar Fakhruddin.

Pantauan LintasGayo.co, emosi warga tampak sudah memuncak terlebih masing-masing membawa senjata tajam. Tidak tampak pihak keamanan bersama warga tersebut.

“Kita tidak bisa bayangkan kalau tadi pihak pengurus koperasi datang sementara tanpa di fasilitasi pemerintah dan di kawal pihak keamanan. Seharusnya kejadian seperti ini sudah menjadi pengawasan keamanan terlabih lagi kondisi ini sudah tercium seminggu yang lalu,” sesal Fakhruddin.

Dia sangat berharap pihak terkait dapat memperhatikan persoalan ini, sebelum menjadi persoalan besar kedepannya, bukan saja antara warga Permata dan Koperasi tersebut tapi menjadi biang munculnya konplik baru di Aceh.

“Segera diselesaikan sebelum muncul konplik lain,” tandas Fakhruddin

Hingga berita ini diterbitkan media ini belum berhasil mengkonfirmasi pihak terkait termasuk pengurus Koperai tersebut. (WA)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.