Catatan Aulia Putra*

BANDARA merupakan pintu gerbang bagi manusia yang melakukan aktifitas perjalanan melalui udara dimana dalam perjalanan tersebut tentunya cukup banyak aspek yang akan dibicarakan setelah melihat dan merasakan sesuatu setelah tiba di daratan.
Baik hal positif maupun hal negatif akan terlihat begitu kita mendarat, bandara merupakan cerminan kehidupan yang terlihat sepintas baik untuk menganalisa segala sesuatu yang akan terlihat selama kita berada di daerah/kota tersebut.
Bandara Rembele memberi dampak positif terhadap aspek ekonomi khususnya pengembangan dunia usaha, orang luar mengenal Indonesia dengan Bali nya, Aceh dikenal dengan fanatismenya yang tinggi terhadap Islam serta lama dengan permasalahan konfliknya.
Gayo dikenal karena kopi Arabika nya yang sudah mendunia. Secara ekonomi manusia akan memperhitungkan waktu dalam setiap melakukan aktifitasnya terutama dalam aktifitas perjalanan (mobile), Kabupaten Bener Meriah sebagai wilayah administrasi dan hukum bandara Rembele berada dan Kabupaten Aceh Tengah sebagai tempat aktifitas ekonomi dan sosial yang lebih menonjol dari kelanjutan tahapan perjalanan melalui udara di darat di Tanoh Gayo yang indah ini.
Kedua kabupaten ini memegang peranan yang sama sama penting dalam menarik banyak manusia untuk hadir ke Nenggeri Antara ini yang salah satunya produk andalan daerah ini adalah kopi.
Fasilitas tentunya Aceh Tengah atau Takengon lebih unggul dari Bener Meriah atau Redelong dan ini merupakan hal yang lumrah sebagai induk.

Gayo punya 1 kesempatan emas yang telah terlewati, yakni masa rehab-rekons dari dampak gempa dan tsunami 2004 yang lampau, dimana memiliki dana yang sangat besar untuk melakukan aktifitas pembangunan fisik khususnya bandara Rembele dan akses pendukung lainnya selain mengharapkan sumber dana yang bersumber dari APBN.
Saat ini Gayo masih punya harapan hingga tahun 2027 seiring akan berakhirnya dana otonomi khusus yang saat ini tinggal di sisa kisaran waktu 11 hingga 10 tahun lagi.
Kedua Kabupaten di Gayo ini bagaimana menciptakan program yang sinergi dalam menjawab tantangan dan keadaan yang diinginkan masyarakat yang datang setelah tiba di Gayo.
Pembangunan terowongan yang menghubungkan kedua kabupaten karena memudahkan dan memperpendek waktu tempuh kedua ibukota kabupaten tersebut, terowongan dimaksud apabila memenuhi persyaratan tekhnis adalah Simpang Rumah Sakit Muyang Kute ke Paya Reje Tami Delem yang menghubungkan jalan 2 jalur ruas Paya Tumpi Mendale.
Bila ini terwujud, tentu akan juga akan menjadi ikon Gayo dan menarik minat wisatawan sebagai pelengkap setelah menikmati pesona Lut Tawar da Kopi Gayo.
Lain itu, kendala akses transportasi lintas jalan nasional Takengon-Simpang Teritit Bener Meriah yang kerap terhambat akibat longsor juga menemukan solusi.
Pendanaan pembangunan terowongan ini APBN, APBA, APBK secara Multi Years atau berkelanjutan, bila perlu hibah atau pinjaman Luar Negeri karena isu yang di jual adalah komoditi kopi nya.
Takengon Aceh Tengah lebih dahulu lebih lengkap dari segi fasilitasnya, seperti perhotelan, kuliner, destinasi wisata, dan pelayanan administrasi keimigrasian serta aspek lainnya. Sehingga nanti pada waktunya penduduk 2 kabupaten ini seperti halnya Jabodetabek yang saling terintegrasi jauh dari stigma negatif bahwa aparatur Pemda Bener meriah wajib tinggal di wilayah Bener Meriah atau sebaliknya dan juga kawasan bandara Soekarno-Hatta yang berada di Tangerang Provinsi Banten dan Jakarta sebagai pusat pelayanan administrasi dan bisnis nya.[]
*Pemerhati ekonomi, tinggal di Takengon