[Surat dari Pining] Hutan Masa Depan Kami, Tolong Jangan Di Rusak

oleh
Anak-anak Pining, pedalaman Gayo Lues. (LGco_Usman Ali)

Usman Ali*

Anak-anak Pining, pedalaman Gayo Lues. (LGco_Usman Ali)
Anak-anak Pining, pedalaman Gayo Lues. (LGco_Usman Ali)

HARI ini bisa kita lihat di Aih Potih (Air Putih) sungai mengalir jernih, hutan masih membentang luas sepanjang mata memandang, beragam potensi ada di dalam hutan ini, tempat sekelompok warga mengantungkan hidupnya dari belantara hutan.

Dari dahulu warga di pedalaman kawasan ekosistem Leuser mengantungkan hidupnya dari dalam hutan hingga sekarang, mereka bukan tidak mengetahui kalau kayu Meranti itu bisa di jual dengan harga yang mahal, tapi leluhur mereka tidak pernah mengajarkan mereka untuk mengambil hasil hutan secara rakus, hingga prinsip ini di pegang secara turun temurun bahwa hutan harus di jaga.

Siapa saja bisa mengambil hasil dari hutan dengan ketentuan harus memikirkan kehidupan generasi yang akan datang, atas dasar inilah orang Pining Kabupaten Gayo Lues akan terus menantang dan melawan segala kebijakan yang akan menguasai hutan oleh pemilik modal untuk di rusak.

Dengan senyum polos penuh ketulusan anak-anak di pedalaman kawasan ekosistem Leuser berharap jangan ada orang yang merusak hutan tempat meraka mengantungkan masa depannya, lalu apa lagi alasan kita untuk mengorek bumi ini mengumpulkan segala harta benda berharga jika masa depan mereka harus kita korbankan, binatang saja dengan pernah akan merasa tega, demi mencari makan dan kekayaan dengan cara melenyapkan generasi penerusnya dari muka bumi ini.

Anak-anak Piningco-Usman Ali)
Anak-anak Piningco-Usman Ali)

Jika sekelompok anak ini berharap ”Jangan Rusak Hutan Kami dan masa Depan Kami ”, tak mampu lagi mengetuk hati nurani pejabat negeri ini untuk tidak membiarkan investor asing itu mengorek dan merusak bumi kelahiran mereka, kepada siapa lagi mereka harus mengadu.

Rasanya dengan alasan potensi Pertambangan Timah Hitam di sana yang cukup mengiurkan, tak berarti kehidupan generasi akan datang harus kita lenyapkan.

Jika kelak tambang itu akan di buka, sungai Air Putih itu pasti akan rusak, hutan yang memberikan udara bersih, melahirkan sumber air kehidupan akan di gali untuk diambil hasil dari perut bumi pertambangan Air Putih, Kemana anak-anak ini bisa memancing ikan di sungai, menikmati udara yang bersih dan oksigen yang di lahirkan dari hutan belantara itu.

Tidak ada gunanya jika kelak kita akan mendapatkan harta yang melimpah ruah dengan cara menguras kekayaan dari perut bumi ini, dengan beragam kekuatan dan modal yang kamu miliki, Jika kelak kehidupan generasimu suram, di hantui oleh bencana alam dari keserakahan merusak bumi demi kekayaanmu,

Generasi yang lahir dihantui kecacatan mental dan fisik akibat limbah tambang. Kehidupan generasi yang tersingkir akibat kebebasan di bumi kelahiranya telah digadaikan kepada pemilik modal saham tambang. Seharusnya bumi tempat kelahirannya adalah tempat yang bebas untuk mencari rezeki dari Tuhan dan tempat mengandi kepada Tuhan.[]

*Warga Pining Gayo Lues

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.