[Puisi] Penyandang Kusta “Kami Juga Tidak Mau Mati”

oleh
Jemali dalam kesendirian dalam pengucilan. (LGco_Khalis)

(Suara kami, penyandang kusta)

Oleh : Junda Aminuddin

Dengarlah tangis anak ini
minta dongeng di malam hari
lantunan irama suci, menyemangati
cahaya redup di makan sepi
adakah senyum untuk menyambut mentari ?

Inilah neraka tempat kami berlari
menapaki terjal penuh duri
di mana tempat ibu pertiwi?
agar tangis terdengar oleh negeri
Adakah waduk datang membawa air suci?
cinta mereka tak lerah di bumi sendiri
ini tanah kami!
kata mereka, mengapa harus lari?
haruskah kami bayar upeti?
di mana tempat lahir kami di negeri ini?
adakah dosa di antara kami?

Biarlah alam bayar sendiri
bukan mendagi hakim yang tinggi

Kami hanya mau tertidur di duri
dan mati, hingga tak ada tangis dari anak-anak kami
karena kami semua telah mati

Rabu, 13 Januari 2016

Junaida
Junaida

JUNDA Aminuddin adalah mahasiswa asal Blangkejeren, Gayo Lues. Pria kelahiran 21 Oktober 1994 ini mengaku sangat ingin bisa menulis puisi. Baginya, melalui puisi bisa menjadi salah satu cara untuk bermanfaat bagi orang lain. Selain mengenyam pendidikan di jurusan Pendidikan Bhs. Indonesia di Unsyiah, Junda panggilan akrab pria berkulit putih ini juga aktif di organisasi sosial salah satunya di Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Gayo Lues (Hipemagas) Banda Aceh. (Zuliana Ibrahim, SA)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.