Banda Aceh-LintasGayo.co: Diantara jenis penyakit menular lainnya, penyakit Kedel (Kusta, Gayo: Red) termasuk paling sulit menular. Lebih dari 95 persen dari total penduduk dunia secara alamiah kebal terhadap penyakit ini. Diperkirakan penularan yang terjadi ada hubungannya dengan kondisi kekurangan gizi dan kemiskinan.
Duta Besar The Leprosy Mission International (TLM) untuk Indonesia AB Susanto baru-baru ini di Jakarta mengatakan, orang yang sudah sembuh dari penyakit kusta tidak akan menularkan penyakitnya,”Begitu juga penderita kusta yang sudah mengkonsumsi obat (multi drug therapy) selama dua kali 24 jam, maka dia tidak akan menularkan kusta,” kata Susanto seperti dikutip dari klikdokter.com.
Namun, lanjut Susanto sangat menyayangkan sebab kebanyakan masyarakat umum tidak paham memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit ini sehingga munculnya tindakan tidak adil terhadap penderita kusta di dalam kehidupan masyarakat.
Lanjut Susanto, kusta menyerang kulit dan syaraf tepi, jika tidak segera diobati dapat menimbulkan hilangnya rasa dan kelumpuhan otot pada daerah kaki, tangan dan muka. Jika keadaan ini tidak mendapat pengobatan dan perawatan dengan baik, akan berlanjut dengan akibat timbulnya luka-luka, kekakuan sendi-sendi jari, bahkan hilangnya bagian-bagian kaki, tangan, serta timbulnya kebutaan.
“Kusta disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium Leprae. Intinya 100 persen masalah medis. Bukan karena isu negatif yang banyak berkembang di tengah-tengah masyarakat,” terang Susanto.
Kusta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di 19 negara di dunia termasuk Indonesia dan lebih dari 750.000 kasus baru ditemukan setiap tahun di dunia atau sekitar 85 orang setiap jamnya. Indonesia terdapat sekitar 20.000 kasus baru ditemukan setiap tahun atau sekitar 2 sampai 3 orang setiap jam atau 40 – 80 orang setiap harinya, dan merupakan nomor ke tiga di dunia setelah India, dan Brazil.
“Saat ini sudah 11 juta orang telah sembuh dari kusta di dunia berkat obat MDT. Namun dengan masih banyaknya masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, maka penyakit ini masih terus timbul dalam lingkungan dan masyarakat,” jelas Susanto.
Diseluruh dunia orang kusta yang masih memerlukan perawatan ada sekitar dua juta orang, ditambah empat Juta orang lagi mengalami penderitaan dan sedang dalam masa perawatan dikarenakan oleh kelumpuhan total kusta, demikian Susanto. (Supri Ariu)