SEGAPA yang berarti alat menangkap ikan, dijadikan sebagai nama sebuah grup musik. Berdiri pada tahun 2010 dimulai dari salah satu festival music ethnic yang di selenggarakan di Kabupaten Aceh Tengah, beberapa pemuda berdarah Gayo mencoba menjajal kemampuan bermusik di ajang festival tersebut. Beberapa orang personil segapa berinisiatif untuk ikut andil dalam penyelenggaraan festival tersebut, dimulai dengan berlatih dengan alat seadanya menjadikan setiap personil Segapa giat dan berambisi untuk mendapatkan nominasi dalam even yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Aceh Tengah.
Selanjutnya pada tahun 2011, 2012 dan 2013 group musik Segapa juga aktif mengikuti sejumlah pestival di dalam dan diluar kota. Terakhir-akhir grup ini mengharumkan nama Gayo dalam ajang festival Sabang Fair dengan meraih jura satu. Selain itu grup yang beranggotakan sejumlah bebujang ini pernah diundang dalam sejumlah acara. Diantaranya adalah Gebyar Seni, Kemilau tanoh Gayo, Nahma Ni Gayo, Pentas Budaya di Provinsi Sumatra Utara (SUMUT) dan berbagai even seni-budaya lainnya di kota dingin Takengon.
Grup musik yang berbasis tradisi dan modren ini menggunakan alat musik yang beragam, mulai dari yang tradisional hingga alat-alat musik modern. Kolaborasi antara kedua jenis alat musik inilah yang membuat peformen grup ini kerap dinantikan penampilannya. Setiap personel group Segapa memiliki keahlian dibidangnya masing-masing, keselarasan yang ditampilkan antara musik tradisional dan modern juga merupakan salah satu alasan Segapa dapat bertahan hingga saat ini. Aliran musik yang dimainkan beraliran Etnic Gayo, yang merupakan perpaduan antara aliran modern dengan musik tradisional khas Gayo. Inilah yang menjadi brended-nya Segapa. Sumber; Segapa Dokumentry. [AR]
