Berlatih Catur Dapat Meningkatkan IQ Anak?

oleh

Catatan: Muhammad Syukri

2015-12-16 09.19.09
Khalaf, pecatur cilik [8 tahun] dari Banda Aceh yang ikut bertanding dalam Open Turnamen Catur Piala Walikota Sabang 2015.

Catur, sebuah permainan yang mengasyikkan. Bahkan sering abai memperhatikan kehadiran orang lain disisinya. Kedua pemain bisa lupa waktu, saat sedang memikirkan langkah jitu. Jangan heran, mereka tahan duduk berlama-lama didepan papan catur, baik saat bermain catur [chess] 64 petak maupun catur kule [catur tradisional].

Permainan catur [chess] sudah dikenal diseluruh dunia, bahkan dilombakan dalam setiap even olah raga. Catur ini dilengkapi 8 bidak hitam dan 8 bidak putih. Ada 12 perwira, terdiri dari 2 kuda hitam, 2 kuda putih, 2 gajah hitam, 2 gajah putih, 2 benteng hitam, 2 benteng putih, ditambah 1 menteri hitam, 1 menteri putih, dan 1 raja hitam serta 1 raja putih. Inti permainannya adalah upaya olah pikir untuk menghentikan langkah raja [mate] dengan memainkan bidak, perwira dan menteri.

Sedangkan catur kule dijadikan permainan “membunuh” waktu, biasanya berlangsung di lantai pos ronda atau bangku stasion bus. Catur tradisional ini tidak menggunakan bidak sebagaimana halnya chess, tetapi dimainkan dengan 81 butir kerikil kecil [diasumsikan sebagai kambing] dan 2 butir kerikil lebih besar [diasumsikan sebagai sepasang harimau]. Inti permainannya sama dengan chess, sebuah upaya olah pikir untuk menghentikan langkah harimau [2 butir kerikil lebih besar]. Harimau dibolehkan memakan kambing bila posisinya berjejer 1, 3, 5 atau 7.

Pada dasarnya, kedua permainan ini memerlukan upaya olah pikir untuk memenangkan sebuah pertandingan. Meskipun kedua permainan catur ini memerlukan kecermatan dan ketelitian, tetapi olah pikir dalam permainan catur [chess] 64 petak lebih rumit. Salah langkah saja satu buah bidak bisa berujung hancurnya barisan pertahanan. Makanya permainan catur [chess] 64 petak harus berpikir komprehensif dan kritis.

Selain bermanfaat untuk mengisi waktu luang bagi orang dewasa, ternyata permainan catur [chess] 64 petak sangat berguna bagi anak-anak. Seperti ditulis Dean J Ippolito dalam buku The Benefit of Chess in Education menyatakan: sejak lama diyakini, catur mampu meningkatkan mentalitas [kecakapan mental], konsentrasi, ingatan dan kemampuan analisis anak-anak. Bagi mereka yang faham permainan ini, tidaklah heran lagi jika hasil penelitian membuktikan catur mampu menaikan rangking siswa.

Untuk membuktikan hal itu, Ippolito memaparkan hasil pengujian Dr Robert Ferguson terhadap siswa dari kelas tujuh sampai sembilan sejak tahun 1979-1983. Ferguson menemukan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis bagi siswa yang tidak bermain catur rata-rata 4,6% pertahun, sedangkan siswa yang tergabung dalam klub catur, peningkatannya rata-rata 17,3% pertahun.

Mencermati hasil penelitian itu, mendorong sejumlah sekolah di seluruh dunia memanfaatkan permainan catur untuk meningkatkan kemampuan akademik anak didiknya. Lebih-lebih hasil penelitian menemukan bahwa mempelajari catur secara sistematis meningkatkan kemampuan IQ dan nilai ujian siswa (Dullea 1982; Palm 1990; Ferguson 2000) seperti halnya memperkuat kemampuan matematis, kemampuan bahasa, dan membaca (Margulies 1991; Liptrap 1998; Ferguson 2000).

Siapa yang tidak senang melihat peningkatan kemampuan akademik putra-putrinya, semua orang tua pasti memimpikan hal itu. Sayangnya, permainan catur dikalangan anak-anak dewasa ini berlangsung secara alamiah, tidak sistematis. Selain kurang taktis, juga belum mengajarkan mereka berpikir komprehensif dan kritis. Malah masih ada orang tua yang melarang putra-putrinya bermain catur dengan alasan: “nanti jadi pemalas.” Ini sebuah tantangan, terutama bagi pengurus Persatuan Catur Seluruh Indonesia [Percasi] dan dunia pendidikan di tanah air.

Menjawab tantangan itu, Pengkab Percasi Aceh Tengah berencana akan membuka kursus [sekolah] bermain catur bagi anak-anak usia dibawah 15 tahun. Kursus ini berlangsung sore hari, tiga kali selama seminggu. Materi yang akan diajarkan antara lain:

Materi triwulan pertama dan kedua

Mengenal Permainan Catur

  1. Memperkenalkan notasi (bahasa) catur.
  2. Memperkenalkan nilai buah catur serta fungsinya.
  3. Latihan fisik dan praktek bermain catur + mengunakan jam catur
  4. Mengevaluasi kelemahan-kelemahan langkah pecatur tingkat pemula.

Teori pembukaan permainan catur (Opening dasar) Catatan:disesuaikan kemampuan seorang pecatur (siswa).

  1. Memahami pentingnya sentrum (pusat pada petak catur).
  2. Memahami bentuk bangunan dan mempelajari cara/strategi bertahan maupun menyerang dalam permainan catur.
  3. Memperkenalkan catur blizt (catur kilat 5 menit), catur cepat ( waktu pikir 25 menit) dan catur klasik (waktu pikir 60 menit).

Materi triwulan ketiga :

  1. Mempelajari teori catur opening dan cabang-cabangnya (varian), misalnya;- pertahanan Cicilia variasi Najdof, Dragon, Sevinengen, Khan, Sozin, dll.
    1. Pertahan Perancis, varian dorong e4, winawer, dll.
    2. Ruylopez, Caro Khan, Scandinavia, Itali, Spanyol, Philidor, pembukaan Inggris (c4), gambit raja (F4) dan gambit menteri (d4) serta jenis pembukaan lainnya.

Mempelajari psikologi catur.

  1. Kelemahan buah catur terbelakang [tak terkawal], pentingnya menjaga struktur bidak.
  2. Tugas bagi siswa di rumah, misalnya; memecahkan problem-problem catur.
  3. Praktek [tanding catur antar siswa].
  4. Evaluasi/menganalisis partai.
    1. Latihan fisik.
    2. menggelar home turnamen.

Materi triwulan keempat:

Mempelajari Opening lanjutan.

  1. Praktek bermain catur antar siswa (menggunakan notasi+jam catur).
  2. Mempelajari cara bermain di babak tengah (medle games).
  3. Memahami pentingnya cara mengembangkan bidak dan mempelajari bentuk bangunan catur.

Memahami teknik bermain ending (babak akhir dalam  partai catur).

  1. Mendalami dan mengetahui tujuan dari suatu pembukaan.
  2. praktek bermain catur + notasi dan jam.
  3. Latihan fisik
  4. Home turnamen.
  5. Evaluasi.

 []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.