NONA Nurfadhilla awalnya ingin menjadi dokter. Namun gara-gara tidak lulus, niatnya lantas beralih ke jurusan Bimbingan Konseling Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.
“Saya mau menjadi psikolog, sekarang saya suka jurusan konseling ini,” kata Nona, panggilan sehari-hari Nona Nurfadhilla ketika dihubungi di Banda Aceh.
Nona adalah salah seorang finalis Festival Lagu Berbahasa Daerah se-Aceh yang digelar 14 Desember 2015. Penampilannya sungguh menarik, menggunakan sebuah gitar dan bernyanyi sendiri. Merdu. Di babak penyisihan, Mona menyanyikan lagu Aceh “Asai Nanggroe” yang dipopulerkan Band Kande. Di grand final, diganti dengan “Kletek”, lagu Gayo karya M. Des Lakiki. Kedua lagu itu dinyanyikan dengan karakter khas, penonoton terkesima.
Dewan Juri menyebutnya penyanyi bertalenta khusus.
Tidak heran Mona punya “hobi” gonta ganti lagu. Soalnya, lulusan SMAN Bandar, Bener Meriah, ini sejak sekolah turut bergabung dengan aneka tarian juga. Ia menarikan tari Gayo, Aceh, Batak, dan Padang. Tidak sampai di situ, Putri pertama Ismail, S.Pd., guru SMK di Bener Meriah ini juga seorang qariah, dan pernah meraih juara I MTQ antarkampung di Kecamatan Bandar Bener Meriah.
Nona juga seorang yang punya bakat di bidang bahasa. Ia pernah ikut lomba pidato Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Hasilnya, Nona meraih juara III lomba pidato berbahasa Inggris di Bener Meriah, peringkat V pada debat bahasa Inggris se-Aceh, dan Juara I debat bahasa Inggris di UIN Ar-Raniry.
Di bidang kesenian, Mona baru ikut band bersama teman-temannya, namun belum sukses. Beberapa festival yang diikuti belum memberikan hasil maksimal. “Tapi aku hanya ingin menyanyi dan main musik, bukan untuk menang koq,” kata Mona.
Bermusik sendirian menggunakan gitar akustik baru ia lakoni saat mengikuti festival lagu berbahasa daerah se-Aceh, dan untuk hasil pun Nona tidak peduli karena niatnya hanya ingin manggung.
“Alhamdulillah, masuk grand final dan diberi juara Harapan,” ucap dara lelahiran Bener Meriah 6 Agustus 1996 ini.
Kata Mona lagi, walau niatnya menjadi psikolog, ia ingin terus menjalani dunia seni.
Nona Nurfadhilla pada Festival Musikalisasi Puisi dan Lagu Berbahasa Daerah se-Aceh yang digelar Senin, 14 Desember 2015, di Sultan II Selim, kawasan Taman Putroe Phang, Banda Aceh, tampil menggunakan gitar akustik yang sederhana. Hanya menggunakan mig todong langsung ke pengeras suara, ia berhasil mendiamkan isi gedung dengan suara berkarakter khas, layaknya pelantun lagu pop menggunakan akustik yang saat ini sedang populer di musik dunia.(joesamalanga)