Takengon-LintasGayo.co : Tidak banyak yang tau, ternyata dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi Kopi Arabika di dataran tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah juga dilakukan oleh penyuluh non pemerintah.
Para penyuluh tersebut dikenal dengan Internal Control System (ICS) yang dalam bekerja digaji oleh pengusaha ekspor kopi Gayo yang jumlahnya tidak kurang dari 40 perusahaan dan koperasi di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
“ICS terbentuk 2013 lalu mereka punya forum ICS dengan sejumlah pengurus, masing-masing di Bener Meriah dan Aceh Tengah dengan masa kepengurusan selama 2 tahun, dan hari ini mereka memilih kepengurusan baru dan kebetulan tempat pertemuannya disini,” ungkap Humas Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan, Iwani Tosa di Pegasing Aceh Tengah, Rabu 9 Desember 2015.
Setiap bulannya, lanjut Iwan, para ICS mengadakan pertemuan dengan agenda saling tukar informasi terkait tugas mereka di lapangan. “Tempat pertemuan berubah-ubah sesuai kesepakatan mereka,” timpalnya.
Tugas seorang ICS dengan jumlah petani binaan masing-masing sebanyak 500 orang petani, dijelas Iwan adalah melakukan pendampingan terhadap petani kopi serta fungsi pengawasan dengan mengaudit lahan petani apakah organic atau non organic.
“Jika ada tamu yang datang ke wilayah kerja mereka, ICS wajib mendapinginya,” kata Iwan sambil menimpali seseorang bekerja sebagai ICS melalui seleksi yang sangat ketat, selain pengetahuan tentang kopi, juga mesti faham teknologi serta mahir berkomunikasi. Ini diperlukan karena berkaitan dengan lisensi sertifikasi kopi organic, salahsatunya fair trade.
Di ajang pemilihan pengurus Forum ICS tersebut, untuk wilayah Aceh Tengah terpilih Alfian sebagai ketua dengan sekretaris Fadil dan bendahara Win Aramiko.
Sementara untuk Bener Meriah anggota forum ICS mempercayakan kepada Dedi Armanto sebagai ketua, sekretaris Husni dan bendahara Fauzi.
(Kh)