
Redelong-LintasGayo.co : Kenikmatan cita rasa dan aroma khas kopi Gayo telah menjadikan dunia khususnya pelaku bisnis, peneliti dari berbagai belahan dunia bertemu dan berkumpul di tanoh Gayo dalam suasana akrab dan penuh damai. Demikian makna kata yang disampaikan Bupati Ruslan Abdul Gani, ketika menyambut tim Specialty Coffee Association Of Europe (SCAE) group dan rombongan di aula Sekretariat daerah setempat, Kamis, (19/11/2015).
Tim asosiasi kopi dari Eropa dan Asia yang tergabung dalam SCAE berjumlah 19 orang dari 11 negara ini disambut hangat oleh Pemerintah Kabupaten Bener Meriah.

Kesembilan belas anggota tim SCAE itu antara lain Colin Smith, coffee roaster asal United Kingdom; Marek Robacha, distributor kopi asal Polandia; Terence Tay pengusaha Liberty Coffee asal Singapore; Jan Schuitemaker coffee roaster asal Netherlands; Reg Randall dan Philip Randall distributor kopi asal Australia; Guido Zaal importir kopi asal Netherlands; Ernest Ting dan Faye Sit asal Singapore; Sergii Reminny importir kopi asal Ukraina; Tibor Hajcsunk coffee roaster asal Hungaria; Moe Sarghini distributor kopi asal Spanyol; Ossy Al Awwam coffee roaster asal Saudi Arabia; Janos Szongoth asal Hungaria; Astrid Lai dan Brian au Yeung sebagai kolb coffee asal Hongkong; Hans Dahquist dan Marie Jensing sebagai kaffeexperten asal Swedia, Magda Katsoura seorang coffee roaster dari Italy.
Para tamu dari berbagai negara ini datang ke Bener Meriah ingin melihat dan mencicipi langsung kopi Gayo.
Dihadapan buyer dan calon buyer kopi dari Uni Eropa itu, Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani mengatakan kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah merupakan penghasil biji kopi terbaik dunia bahkan mukjizat tersebut dapat mempersatukan dunia sembari mengatakan “Wellcome to Bener Meriah,” katanya.
Dalam kesempatan itu Ruslan Abdul Gani mengharapkan kopi Gayo dapat mendamaikan dunia, “kopi Gayo diharapkan dapat menjadi alat untuk mendamaikan dunia, karena kopi Gayo dapat membuat orang berpikir positif dan fresh. Kopi Gayo juga memiliki aroma yang khas serta citarasa yang unik,” sebutnya.
Diungkapkannya, Kabupaten Bener Meriah selalu memperhatikan mutu dan kualitas tanaman kopi di daerah itu, yang saat ini memiliki luas areal kebun kopi kurang lebih 46.000 hektare. Jumlah rata-rata produksi kopi saat ini adalah 730 kg/hektare pertahun atau sama dengan 33.580 ton pertahun.
Ditambahkannya, untuk mendapatkan kopi yang berkualitas dibutuhkan proses yang benar dari menanam hingga menjadi biji kopi, proses awal ini tentunya berada pada petani kopi, melalui pemahaman yang benar tentang menanam dan memproses kopi akan menghasilkan kopi berkualitas. Hasil kopi yang berkualitas tentunya akan berimbas kepada nilai jual kopi itu sendiri.
Sementara itu Collin Smith selaku ketua rombongan SCAE dalam kesempatan itu menyampaikan rasa terimakasihnya atas sambutan yang telah diberikan oleh pemerintah Bener Meriah.
Dia menambahkan, dirinya sangat menyukai citarasa kopi Gayo, karena menurut Collin Smith kopi yang ada di Dataran Tinggi Gayo (DTG) sangat bagus, “ I really like the speciality coffee of arabican Gayo (saya sangat suka kopi, terutama kopi arabica Gayo-red),”sampai Smith.
Usai melakukan pertemuan dengan perangkat daerah Bener Meriah, tim SCAE di ajak oleh Bupati Ruslan Abdul Gani meninjau pembibitan di BPKP Pondok Gajah, dalam kunjungan ke Pondok Gajah rombongan SCAE juga mengunjungi Kebun Percobaan Gayo di Kampung Suku Wih Ilang Gele.
Ditempat tersebut tim SCAE mengikuti lomba mengutip buah kopi, yang unik dalam perlombaan tersebut peserta wanitanya memakai penutup kepala yang biasa digunakan oleh perempuan tanah Gayo bila melakukan kegiatan mengutip buah kopi di kebun (kelubung-red).
Dilokasi terlihat keakraban tim SCAE dengan masyarakat serta pemerintah daerah Bener Meriah, tampak canda dan tawa menghiasi suasana perlombaan tersebut. tampak kepuasan dari rawut wajah tim SCAE di lokasi kebun percontohan Pondok Gajah. (man | Kh)