Bersama KBQ Baburrayyan, Bisnis Kopi Lancar ‘Sinte’ Ramai

oleh

[Laporan Perjalanan Bersama KBQ Baburrayyan ke Jawa -4]

KBQ_MarwanPerjalanan hari pertama studi banding anggota Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan Aceh Tengah ke sejumlah kota di pulau Jawa diawali Kamis siang 15 Oktober 2015 dari terminal Paya Ilang Takengon dengan 3 unit bus menuju Bandara Kualanamu Sumatera Utara.

Humas Koperasi tersebut, Iwanitosa tampak sibuk mengatur keberangkatan. Dia tampak bersemangat dan sudah berpengalaman ngatur ini-itu.

Dari 98 orang anggota rombongan, hanya beberapa orang yang kukenal sebelumnya, ya sebatas pengurus teras koperasi tersebut. Setidaknya ada 3 etnis (Gayo, Aceh dan Jawa) yang terlihat ‘sangat’ satu pemahaman, ingin sejahtera bersama dalam satu wadah koperasi tanpa membedakan latarbelakang asal muasal.

“Anggota kita yang studi banding kali ini ada yang petani yang disebut delegasi, ada juga kolektor. Diantara mereka sebagian sudah pernah ke Jawa tahun lalu, ada juga 2 orang dari dinas terkait yang kita sertakan,” ungkap Rizwan Husin, leader koperasi tersebut yang kebetulan duduk berdampingan dengan saya di kursi bus milik putra Gayo, Akmal tersebut.

Petani-KBQ

Beberapa saat berjalan, saya mengobservasi ke bagian belakang dalam bus tersebut rupanya beberapa diantara mereka saya kenal, ada Item yang bernama asli Mahmud, seorang teman lama yang menjadi kolektor kopi di Cang Duri Kecamatan Ketol. Lalu Abdurrahman, seorang rekan yang sehari-hari bekerja sebagai penyuluh pertanian di Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Silih Nara.

Sekedar say hello, saya duduk di smooking room yang berdampingan dengan toilet. Seorang anggota rombongan mengekor dan duduk disebelah saya, kami kemudian terlibat perbincangan ringan setelah berkenalan, namanya Herman (40) warga Arul Kumer Kecamatan Silih Nara yang sejak tahun 2008 bergabung bersama KBQ Baburrayyan sebagai kolektor kopi di lapangan.

“Saya bersyukur gabung dengan koperasi ini, jauh lebih menjamin penghasilan ketimbang menjadi pedagang pengumpul (kolektor) kopi di luar koperasi,” ungkap Herman yang baru kali ini ikut studi banding.

KBQ-di-Borobudur

Uangnya lancar, walau harus menunggu 3 hari. Selain itu infromasi naik turun harga cepat diterima. “Jika ada gejala turun harga, kami sudah diberitahu setidaknya 4 hari sebelumnya, tidak ada informasi yang ditutup-tutupi,” ujar Herman.

Dan yang paling mengesankan bagi Herman adalah terjalin silaturrahmi antar sesama anggota dan pengurus karena adanya pertemuan rutin serta tuntutan profesi untuk saling berkoordinasi antar kolektor dan pengurus koperasi.

“Salahsatu kebanggaan bagi Urang Gayo adalah saat besinte (hajatan) baik sinte murip (pesta perkawinan, khitan, dan lain-lain) atau sinte mate (kematian) banyak yang hadir, bersama KBQ Baburrayyan saya merasakan itu,” tandas Herman.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.