Takengon-LintasGayo.co : Belasan masiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih (UGP) berunjuk rasa ke gedung DPRK setempat. Unjuk rasa ini digelar dalam rangka memperingati hari Tani Nasional ke-55 yang jatuh pada tangga 30 September 2015.
Mahasiswa yang berorasi menuntut dilakukan reformasi agraria yang sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1960 dan meminta Pemerintah Pusat menghentikan impor pangan serta merealisasikan UU No. 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. “Kami mendesak pemerintah melakukan reformasi agraria sesusai dengan UU No.5 Tahun 1960, dan meminta pemerintah pusat menghentikan impor pangan, melindungi dan memberdayakan petani,” teriak Mulya Budi dalam orasinya.
Dikatakan selain tuntutan yang disampaikan kepada pemerintah pusat juga beberapa tuntutan ditujukan kepada pemerintah daerah diantaranya, meminta pemerintah daerah untuk mengkaji dan menetapkan tata ruang Kabupaten Aceh Tengah, mengaktifkan dan memfungsikan resi gudang untuk menstabilkan harga kopi Arabika Gayo. Membuat kebun induk Kopi Arabika Gayo, serta melakukan pengawasan terhadap koperasi, khususnya koperasi yang bergerak dalam pemasaran Kopi.
“Kami menilai, koperasi kopi di daerah ini banyak melakukan kecurangan. Seperti tidak jelasnya penyaluran premium fee dan dana Coorporate Social Responsibility (CSR),” teriak ketua BEM Pertanian UGP, Dedy Rachman.
Amatan LintasGayo.co, puluhan mahasiswa bergerak dari Gedung Olah Seni (GOS) Takengonmelakukang long march ke bundaran Simpang Lima Takengon, dan kemudian menuju DPRK Aceh Tengah. Saat menyampaikan tuntutannya, mahasiswa di terima oleh Ketua DPRK Aceh Tengah, Muchsin Hasan, dan mengajak masuk para mahasiswa.
Saat berdialog bersama mahasiswa, Muchsin Hasan mengatakan pihaknya kan menindaklanjuti tuntutan mahasiswa dalam waktu sesingkat-singkatnya. “Kami akan memanggil pihak terkait, kalian (mahasiswa) juga akan kami ikut langsung bertemu dengan pihak terkait,” tandas Muchsin Hasan.
(Feri Yanto | DM)