Jadi Magnet Wisata dan Kegiatan, Ini Jumlah Hotel dan Kamar di Takengon

oleh

Takengon-LintasGayo.co : Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, memang menjadi pusat kunjungan orang-orang yang hendak berwisata di daerah berhawa sejuk ini. Indahnya panorama Danau Lut Tawar dan ditengah kesejukan itu, ada kopi araabica terbaik di dunia sebagai penghangatnya. Begitu juga dengan penemuan arkeologi di Loyang Mendale dan Ujung Karang, seakan daerah berjuluk Kota di Atas Awan ini menjadi magnet bagi wisatawan.

Tidak hanya itu, sebagai daerah wisata, Takengon juga sering dijadikan tempat pelaksanaan kegiatan-kegiatan baik pemerintahan dan swasta. Salah satunya adalah, pelaksanaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat SMK se-Aceh yang digelar mulai hari ini, Sabtu 12 September 2015 dan akan berakhir 17 Sepetember mendatang.

Banyaknya kunjungan baik berwisata atau melakukan kegiatan di daerah ini, menjadikan berkah tersendiri bagi pengelola tempat-tempat penginapan di Takengon, baik hotel, wisma dan losmen. Tapi, kerap kali tempat penginapan ini tidak memadai saat event-event tententu berlangsung di kota berpenghuni Ikan Depik (Rabora tawarensis) ini.

Seperti yang diutarakan oleh salah seorang warga Takengon, Zakir beberapa waktu lalu, saat hendak mencari tempat penginapan bagi sanak saudaranya yang hendak berkunjung. Semua pengelola hotel, wisma dan losmen menyatakan tidak ada lagi kamar yang bisa di booking.

Melihat potensi itu, LintasGayo.co mencoba mencari tahu berapa jumlah hotel di Takengon, dan berapa jumlah kamar dari semua tempat-tempat penginapan yang ada.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Aceh Tengah, melalui Kasi Destinasi dan Objek Wisata, Elfitra Zikriadi, S.Par, ada 18 hotel, wisma dan losmen di Takengon.

“Itu jumlah keseluruhan, dengan perincian 2 hotel, 2 wisma dan 6 losmen, totalnya ada 18 tempat penginapan di Takengon,” rinci Elfitra.

Ditanya jumlah keseluruhan kamar dari semua tempat penginapan itu, Elfitra menjawab jumlah keseluruhannya ada 380 kamar, dengan tarif per malamnya berbeda-beda. “Saya menilai jumlah ini belum memadai, melihat kunjungan ke daerah ini terus meningkat setiap tahunnya,” demikian Elfitra Zikriadi.

(Darmawan Masri)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.