Riduwan Piliang*

PENGANAN yang satu ini sudah sangat populer sekali dikalangan masyarakat Aceh bagian Tengah/Tenggara, Tanah Karo, dan bahkan dikenal juga di Tapanuli Selatan (Mandailing).
Entah dari mana asal muasal kue ini, tetapi yang jelas makanan ini sangat disukai dan sudah menjadi tradisi tersedia saat acara-acara tertentu di daerah tersebut, di acara kecil di rumah tangga hingga acara penting di pemerintahan. Bahkan, ibu rumah tangga kerap membuat penganan ini untuk cemilan keluarga.
Kalak Alas (Orang Alas-red) biasanya menyebut makanan ini dengan nama Cimpe, dan Urang Gayo mengenal makanan ini dengan nama Gutel, sementara di Karo disebut Cimpa Unung.
Cara pembuatan dan penyajian sedikit berbeda diantara Gayo, Alas dan Karo. Bahannya mudah diperoleh dan cara pembuatannya sederhana, siapa saja bisa membuatnya.
Pembuatan dan menyajikannya agak sedikit berbeda baik Cimpe, Cimpa Unung, maupun Gutel. Tetapi bahan-bahannya tetap sama, contoh perbedaannya sebelum di kukus Cimpe atau Gutel akan dibalutkan pada daun pandan sedangkan pada Cimpa Unung dibungkus dengan daun pisang atau daun Palma sebelum dikukus.
Bahan-bahan yang perlu kita sediakan dan cara pembuatannya adalah tepung beras, kelapa parut, gula merah ditambah gula putih lalu di aduk semua setelah itu di gempal-gempal menggunakan tangan membentuk lonjong lalu di balut dengan daun Pandan.
Tahap akhirnya di kukus selama 20 atau 30 menit, dan jadilah cimpe/gutel, selamat mencoba.[Kh]
*Mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah, asal Kutacane, Aceh Tenggara