Takengon-LintasGayo.co : Banyak yang suka melalukan tracking ke pengunungan. Ada juga hanya sekedar selfie belaka. Namun, tidak bagi bagi salah seorang pemuda Gayo ini.
Mendaki gunung bagi Agusfian, merupakan kombinas antara olahraga dan rekreasi. “Walau keduanya tak dapat dipisahkan, tantangan dan bahaya saat mendaki lereng gunung merupakan suatu hal yang tak ternilai harganya. Karena disana terdapat pemandangan yang luar biasa, walau kesulitan rintangan yang kita hadapi,” kata Agusfian yang kerap melakukan perjalanan ke pengununga-pengunungan di dataran tinggi Gayo.
Dia mengakui, bahwa Gayo memiliki pemandangan yang indah. Hobinya mendaki gunung, bukan sebagai prioritas utama. “Mendaki adalah lampiasan jenuhan hati akan ramainya lingkungan yang hanya membicarakan hal-hal yang tidak perlu. Dengan mendaki, kita bisa melihat betapa indahnya alam ciptaan Allah ini, azaz kekeluargaan pun terjalin, karena mendaki kan tidak sendiri, saling tolong-menolong juga. Yang jelas mendaki gunung bukan sekedar selfie,” ujarnya.
Kegemarannya mendaki gunung, terbilang biasa, banyak orang yang bisa melakukannya. Namun, Agusfian mengharapkan, agara Pemerintah di Gayo bisa memanfaatkan keindahan pegunungannya sebagai wisata tracking, dengan membuat jalur pendakian dan pos-pos pemantauan, agar wisatawan yang ingin melakukan tracking di bumi Gayo merasa aman dan nyaman.
“Hal itu yang harus kita buat di daerah ini, khususnya Aceh Tengah dan Bener Meriah, jika di Gayo Lues dan Aceh Tenggara, sudah banyak jalur pendakiannya, tinggal pilih jalur mana. Sedangkan disini belum ada, hanya satu yang ada itupun pendakian ke puncak Bur Ni Telong di Bener Meriah,” tandas Agusfian.
(Ismed Rihda Isma)