Banda Aceh-LintasGayo.co Untuk melanjutkan program peningkatan mutu sekolah dalam menerapkan praktek yang baik dalam pembelajaran, USAID PRIORITAS kembali melatih 62 fasilitator pembelajaran pada pelatihan tingkat provinsi Aceh modul III SD/MI di Aceh Besar, Sabtu 5 Sepetember 2015. Para peserta yang berasal dari 5 kabupaten dan 2 LPTK yaitu Pidie, Aceh Tengah, Bireuen, Bener Meriah, Aceh Jaya, FKIP Unsyiah dan FTK UIN Ar Raniry, dilatih untuk dapat menerapkan hasil pelatihan dan melatih di kabupatenya masing-masing dalam mengembangkan sekolah bermutu.
Ridwan Ibrahim, Koordinator Provinsi Program USAID PRIORITAS Aceh, menyebut pelatihan tingkat provinsi ini merupakan bagian dari upaya terus-menerus meningkatkan kualitas pendidikan dasar.
“Setelah berhasil menerapkan paket pelatihan modul I dan II, kini kami menggulirkan paket pelatihan modul III yang berorientasi pada peningkatan kemampuan literasi,” tutur Ridwan di sela-sela pelatihan.
Menurutnya, upaya mendorong tingkat kemampuan literasi siswa SD ditempuh secara terpadu melalui proses pembelajaran dan pengembangan budaya baca. Literasi mencakup kemampuan siswa membaca dengan pemahaman yang pada akhirnya mampu menghasilkan karya tulis orisinal. Guru didorong untuk lebih kreatif sehingga strategi pembelajaran lebih bervariasi untuk memberi kesempatan siswa membaca dalam proses pembelajaran dan lebih intensif memeriksa pemahaman murid dalam membaca.
“Siswa didorong untuk mampu menuliskan pikiran sendiri dan melahirkan karya tulis yang panjang, teliti, dan menarik,” tambahnya.
Ridwan juga menuturkan bahwa USAID PRIORITAS akan memberikan buku-buku bacaan untuk siswa kelas awal ke sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah dalam rangka meningkatkan kemampuan literasi siswa di sekolah mitra.
Dr Muhibbuthabry, Wakil Rektor 1 UIN Ar Raniry yang hadir dalam acara ini menyampaikan, para dosen dan fasda menjadi motor penggerak perubahan bagi guru untuk mempersiapkan anak-anak Aceh yang mampu bersain di duani global ke depan.” Muhib juga menyampaikan apresiasi UIN Ar Raniry telah dilibatkan dalam pelatihan dan dilatihnya banyak dosen. “LPTK adalah pabrik pencetak guru, oleh karena itu dosen sebagai pelaksana produksi harus dapat mencetak guru yang siap untuk mendidik dan membentuk karakter siswa yang lebih baik,” jelas Muhib.
Salah seorang peserta pelatihan, Endang Mayuzar merasakan peningkatan materi pelatihan dari modul 1 hingga 3 dalam pembelajaran sudah cukup baik,. “Kesinambungan antara modul sudah sangat baik dan saya yakin dapat diterapkan di sekolah sehingga model pembelajaran dapat berubah,” jelas Endang yang juga menjabat sebagai Kasi Kurikulum SD/SMP Dinas Pendidikan Bener Meriah. “Kami akan melakukan diseminasi ke SD dan SMP lainnya di Bener Meriah dengan model yang sama, walaupun anggaran terbatas,” katanya.
Mengenai penggunaan buku berjenjang dalam pembelajaran, Ida Mulyani guru SDN 3 Percontohan, Bireuen, menyebut buku tersebut membuatnya menjadi lebih jelas dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa dan menarik minat baca mereka. “Implementasi strategi membaca terbimbing, membaca bersama, membaca mandiri, dan menilai kemampuan membaca siswa dengan menggunakan buku bacaan berjenjang ini sangat membantu saya sebagai guru dalam mendampingi anak yang memiliki kemampuan membaca berbeda,” tukasnya.
(Rilis)