
ARAH mobil menuju Seunuddon. Dari tape mobil alunan lagu Widuri dari suara emas Dewi Yull dan Broery Marantika mengalun lembut.
Di suatu senja di musim yang lalu/
Ketika itu hujan rintik/
Terpukau aku menatap wajahmu…
Sulaiman Abda, Wakil Ketua DPR Aceh melayangkan pandangannya ke kiri, kanan badan jalan. Entah karena lirik lagu itu mengingatkan ke seseorang…
Tampak bentangan sawah yang sedang hijau. Blang Merdu dan Ulim pun tertinggal di belakang.
Sejurus kemudian, ingatan ayah empat putra itu kembali ke masa silam. “Jameun, cukop mangat lam blang.”
Sulaiman Abda, yang akrab disapa Bang Lemanpun berkisah kenangan yang masih dikenangnya.
“Meski saya kecil lebih banyak bantu ureung ciek dagang, tapi kenangan seputar blang sangat membekas.”
Apakah salahku padamu hingga dikau pergi..
Senandung dari Broery Marantika itu membuat Bang Leman sejenak berhenti berkisah.
Matanya sejenak terpejam. Ada gelombang gerak seperti mereka yang sedang menarik nafas karena ingin melepas tekanan dihati.
Mungkin Bang Leman teringat almarhumah, Bunda Hausmini. Hari ini, 27 Agustus adalah hari lahir istri Bang Leman.
“Kita bisa maju di tani,” kata Bang Leman lagi.
Menurut Bang Leman, lahan blang kita luas dan masih bisa diperluas, dan bisa juga dibuat terpadu.
“Blang kita sudah ada dan menyertai perjalanan Aceh, dari generasi ke generasi.”
Bang Leman ingin mengatakan kalau Aceh bisa melalui seluruh masa jaya, masa perang, masa konflik, masa bencana dengan basis tani, ternak dan laut.
“Itu hanya dengan cara-cara tradisional. Hanya dengan mengandalkan mekanisme pengaturan alam. Konon lagi dengan pendekatan teknologi pertanian.”
Bang Leman lalu menceritakan keadaan negara-negara tetangga, seperti Thailand dan lainnya.
“Mereka bisa hidup dan lebih maju dengan pendekatan alih teknologi pertanian.”
Bang Leman benar. Thailand adalah salah satu pengekspor beras terbesar di dunia, dengan menyuplai 26% beras yang diperjual belikan dunia.
Sekitar 60 % PDB didapat dari ekspor produk pertanian dan olahannya. Thailand menempatkan pertanian rakyat sebagai inti dari pembangunan pertaniannya.
Bang Leman juga menyebut Selandia Baru. Menurut info yang diterimanya, Selandia Baru kondisi geografisnya mirip-mirip dengan Indonesia.
“Selandia Baru itu maju peternakannya.”
Dari penelusuran cepat via google diketahui bahwa Selandia Baru sukses sebagai Negara Petani dan Peternak. Apa yang dikata Bang Leman benar.
“Rakyatnya mencintai potensinya, dan pemerintahnya mendukung kemudahan dalam berusaha.”
Aku pergi takkan lama/
Hanya satu hari saja/
S’ribu tahun tak lama/
Hanya sekejap saja/
Bang Leman kembali berkata seputar pentingnya berdikari di sektor tani, ternak, juga laut.
“Lihat tambang di lhokseumawe. Apa yang terjadi? Adakah Aceh berhasil sejahtera dan makmur? Pernah maju iya. Tapi berbatas waktu. Itupun dengan pemandangan amat kontras di sekitarnya.”
Menurut Bang Leman, aso perut bumi Aceh memang bisa diambil saat ini. Juga bisa diambil saat nanti. Apa perlu diambil saat ini juga? Bang Leman bilang: “Nanti saja.”
“Jika pemerintah hadir guna memudahkan rakyatnya untuk berusaha. Rakyatpun mau kembali mencintai potensi alam negerinya.”
Dulu saja, menurut Bang Leman, rakyat bisa kaya dengan tani, ternak dan laut. “Bila sistem dan manajemen kita rubah dan itu memudahkan, dan juga menjanjikan sudah pasti rakyat mau,” kata Bang Leman.
Suasana hening. Mobil memasuki area pom bensin Bireun untuk isi minyak.
“Tanyo pajoh bu di Lhokseumawe mantong,” ajak Bang Leman memecah keheningan. []