BEM Pertanian UGP Sesalkan Biaya Yudisium Terlalu Mahal

oleh

Takengon-LintasGayo.co: Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Putih (UGP) Takengon, Dedy Rahman, menyesalkan kebijakan fakultas yang menetapkan biaya yudisium mahasiswa yang dinilai terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan spesifikasi anggaran.

“Pemungutan biaya yudisium Fakultas Pertanian tidak rasional dan sesuai dengan spesifikasi pembiayaan yang dikeluarkan,” Kata Dedy Rahman kepada wartawan LintasGayo.co, Kamis malam (27/08/2015) di Takengon, .

“Biaya yang di pungut sebesar Rp. 500.000 dengan jumlah peserta yudisium kurang lebih 80 orang, akan mengumpulkan biaya sebesar  40 juta, dan kegiatannya juga di selenggarakan hanya satu hari, pada tanggal 31 Agustus 2015 mendatang,” timpalnya.

Dilanjutkan, BEM Fakultas Pertanian UGP juga telah melakukan audiensi dengan Ketua Panitia Pelaksana Yudisium Fakultas Pertanian, dan mereka hanya menyampaikan karena panitia pelaksana selama menjalankan beberapa kegiatan yudisium selalu terhutang hingga jutaan rupiah, kedua kesepakatan papat senat Fakultas Pertanian, sehingga diputuskan biaya yudisium senilai demikian, dan beberapa alasan lainya, yang menurut Dedy  tidak rasional.

“BEM Fakultas Pertanian menilai bahwa pemungutan biaya yudisium tersebut tidak logis dan rasional, walaupun pelaksanaan yudisium dilaksanakan di salah satu hotel di Takengon, ada beberapa kejanggalan dalam penyusunan pelaksanaan yudisium baik itu dari rincian anggaran biaya dan rentang waktu yang cukup mendadak, dengan demikian banyak peserta yudisium merasa keberatan untuk di pungut biaya sebesar itu dan juga kondisi perekonomian masyarakat yang lagi pada masa paceklik. Hari ini banyak mahasiswa yang akan yudisium mengeluh dan menyampaikan keluhannya kepada BEM Fakultas Pertanian,” kata Dedy dengan nada mengesalkan.

Di tempat yang sama Mulya Budi selaku Presiden Mahasiswa Universitas Gajah Putih (PEMA UGP) mengatakan, bahwa pemungutan biaya yudisium Fakultas Pertanian sama saja dengan memeras mahasiswa yang sedang kesulitan, sementara fakultas yang lain seperti Ekonomi hanya Rp. 150.000. “Kenapa Partanian bisa lebih mahal, dan fakultas yang lain bisa lebih murah, kan ini tidak masuk akal. Maka dengan ini PEMA UGP dan BEM Fakultas Pertanian menyayangkan tersebut yang terkesan tidak bijak dan mempersulit para calon sarjana,” kata Budi.

Hingga berita ini diterbitkan, LintasGayo.co belum dapat mengkonfirmasi pihak terkait.

(Feri Yanto | DM)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.