Kembangkan Lab Kebhinekaan Bahasa, Badan Bahasa : Gayo dan Alas Ikut Direkam

oleh

SeminarJakarta-LintasGayo.co : Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Seminar dan Lokakarya Kebahasaan dan Lembaga Adat dalam rangka memperingati hari jadi 70 tahun bahasa Negara, 18 Agustus 1945-18 Agustus 2015 dengan tema “70 Tahun Negara Berbahasa Indonesia: Merajut Kebhinekaan Bangsa menuju Bahasa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” di Hotel Kartika Chandra Jakarta, 17-21 Agustus 2015.

Kegiatan tersebut dihadiri perwakilan adat dari seluruh propinsi di Indonesia, peneliti/akademisi dari lingkungan Badan Bahasa dan perguruan tinggi, mahasiswa, guru dan anggota masyarakat umum serta Diaspora Indonesia di luar negeri.

Saat ini, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang membuat laboratorium kebinekaan bahasa di Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan.

“Laboratorium kebinekaan bahasa ini merupakan tindak lanjut dari Semiloka tahun 2014,” kata Prof. Emi Emilia, M.Ed., Ph.D, Kepala Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan.

Oleh karena itu, jelasnya, mulai dikumpulkan data awal kebinekaan bahasa sebagai bahan kebijakan teknis pengembangan laboratorium kebinekaan bahasa di Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan.

Sementara itu, perwakilan peserta dari Gayo, Yusradi Usman al-Gayoni dan dari Alas, Burhan Alpin, mengaku, sudah direkam terkait keperluan laboratorium kebinekaan bahasa tersebut.

“Alhamdulillah sudah selesai. Ini sangat penting untuk laboratorium kebhinekaan bahasa. Bahasa Gayo dan bahasa Alas ikut terekam, dan nantinya ada dalam 569 bahasa Nusantara di laboratorium tersebut,” sebut akademisi, peneliti dan penulis tersebut, Rabu (19/8/2015) di Hotel Kartika Chandra Jakarta.

Melalui laboratorium kebinekaan bahasa itu, sambungnya, peneliti bahasa nantinya dapat dengan mudah memetakan, menjejaki sejarah, dan melihat kekerabatan bahasa-bahasa daerah yang ada di Nusantara.

“Bahasa Gayo berkerabat dengan bahasa apa saja. Tingkat kekerabatannya seperti apa,” sebutnya, sambil menambahkan, dalam rekaman berbahasa Gayo itu, Yusradi menjelaskan tentang sejarah suku dan bahasa Gayo serta menyebut 45 kosa kata yang telah ditentukan dalam bahasa Gayo.

Di tempat yang sama, Burhan Alpin, mengungkapkan, dia menjelaskan tentang sejarah dan budaya suku Alas dalam rekaman itu. “Budaya kami banyak dipengaruhi Gayo dan Karo. Secara geografis, kami berada di tengah-tengah tanoh Gayo dan Karo,” katanya.

Dilanjutkan Burhan Alpin, selama ini, orang menganggap bahwa Aceh itu hanya didiami suku Aceh. Padahal, Aceh sangat plural. Termasuk, ada Gayo dan Alas di sana. Dari sejarah, bahasa, adat istiadat, dan budaya, Gayo dan Alas sangat berbeda dengan Aceh.

“Ini tidak terlepas dari pemegang kebijakan di tingkat propinsi di Aceh, yang cenderung diskriminatif. Ke depan, kebijakan ini mesti dirubah. Karena, semua suku-suku di Aceh itu setara,” tegasnya. (AF)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.