
TUJUH Puluh Tahun sudah Indonesia merdeka dan terbebas dari cengkraman kolonialisme penjajah sejak di umumkan oleh sang proklamator dan juga presiden pertama Republik Indonesia Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945 di jalan pengasangan timur No 56, dan pada 17 Agustus 2015 diperingati secara seksama dan penuh keceriaan dan suka ria menyambut kemerdekaan dengan diwarnai berbagai aneka lomba seperti karnaval, tarik tambang dan panjat pinang yang menjadi ciri khas perayaan tujuh belasan tersebut.
Namun di balik keceriaan penyambutan tersebut masih terdapat beberapa persoalan yang masih menjadi polemik dimasyarakat seperti naiknya harga barang pokok dan nilai tukar rupiah yang masih melemah di kisaran 13 ribu rupiah keatas, tulis Machfud Azhari Domisioner BEM FEB UNIMAL sebagaimana di kirim melalui e-mail kepada penulis.
Machfud Azhari mengungkapkan, sudah 70 tahun kita merdeka, akan tetapi ekonomi kita masih belum berdaulat dan kedaulatan pangan masih belum terpenuhi. Hal ini sejalan dengan masih banyaknya Impor bahan pangan yang dilakukan pemerintah akhir akhir ini. Belum lagi nilai tukar Rupiah yang masih lemah yang berada di kisaran 13 ribu keatas menunjukkan ekonomi kita masih lemah atau bisa di katakan belum berdaulat.
Melihat begitu banyaknya perusahaan asing yang berada di Indonesia menunjukkan bahwa masih kurangnya perhatian pemerintah dalam mengembangkan human dan natural resource dalam menggali potensi ekonomi Indonesia, karena pada hakikatnya sumberdaya alam dan manusialah yang bisa meningkatkan taraf hidup dan menjadi Indonesia menjadi Negara yang berdaulat dalam berbagai hal.
“Mari kita dukung dan implimentasikan program revolusi mental dan semangat Ayo kerja yang di gagas pemerintah Indonesia agar kedepan negara tercinta bisa menjadi negara berdaulat, adil dan makmur. (Tarmizi A. Gani)