Di Loyang Mendale Prof. Truman Bilang Folklor Menginspirasi Dunia Penelitian

oleh
Prof. Truman Simanjuntak (kiri) dan Ketut Wiradnyana (kanan) di LOyang Mendale. (Kh)
Prof. Truman Simanjuntak (kiri) dan Ketut Wiradnyana (kanan) di LOyang Mendale
Prof. Truman Simanjuntak (kiri) dan Ketut Wiradnyana (kanan) di LOyang Mendale

Takengon-LintasGayo.co : Cerita turun-temurun atau cerita rakyat (folkor) yang terjadi disuatu daerah sangat menginspirasi dunia penelitian terutama penelitian arkeologi, demikian disampaikan ahli manusia prasejarah austronesia, Prof. Dr. Truman Simanjuntak, saat berkunjung ke Loyang Mendale melihat penelitian yang tengah dilakukan oleh Ketut Wiradnyana dari Balai Arkeologi Medan, Selasa 16 Juni 2015.

“Falklor merupakan indikator pengetahuan, jadi itu adalah awal pertumbuhan ilmu pengetahuan. Artinya folklor yang diceritakan oleh para leluhur kita sudah menunjukkan akar budayanya. Saya menganggap itu sebuah intelektual, karena bisa menurunkan cerita dari generasi-generasi berikutnya,” kata Hari sapaan akrab Truman Simanjuntak.

Dalam dunia penelitian arkeologi, kata hari, folklor dijadikan data awal sebelum dilakukan penelitian, dan kalaupun tidak terbukti hal itu tidak akan menjadi masalah.

“Tidak selalu folklor itu benar, setelah diuji melalui penelitian ilmiah. Namun begitu, tidak akan menjadi masalah. Itu sangat menginspirasi kita sekarang pada dunia penelitian,” demikian Prof. ‘Hari’ Truman Simanjuntak.

Sementara itu, peneliti situs arkeologi Loyang Mendale dan Ujung Karang, Ketut Wiradnyana beberapa waktu lalu mengatakan, ada kesamaan antara pola hias gerabah zaman austronesia di Gayo yang mirip dengan pola hias kerawang saat ini. Hal ini menunjukkan folklor yang diceritakan secara turun temurun tentang kerawang Gayo terus terungkap, beserta sejumlah penemuan penelitian lainnya.

Seperti yang diberitakan LintasGayo.co, kedatangan ahli budaya Hoabinh dan orang-orang Austronesia, Prof. Dr. Truman Simanjuntak hadir ke Takengon bersama Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Drs. I Made Griya dan Kepala Balai Arkeologi Medan, Baskoro, guna melihat penemuan arkeologi di Takengon, Aceh Tengah.

(Darmawan Masri)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.