
KUYU Mulemposing (Puting Beliung), yang terjadi selasa petang 12 Mei 2015 sekira pukul 15.00 Wib di tengah Danau Lut Tawar sempat menggemparkan warga Takengon dan sekitarnya. Tidak ada korban atau kerusakan akibat kejadian ini.
Angin berputar ini ternyata bukan untuk yang pertama terjadi di Lut Tawar. Menurut salah seorang warga Takengon, Hasnimura yang menanggapi pemberitaan LintasGayo.co berjudul Pusaran Angin ‘Tornado’ Muncul di Lut Tawar dinyatakan jika di danau Lut Tawar Tanoh Gayo puting beliung pernah terjadi pada 1970.
“Pertama saya lihat gumpalan hitam membumbung tinggi di danau Lut Tawar,” tulis Hasnimura, Rabu 13 Mei 2015.
Selanjutnya 2 tahun berikutnya, 1972, di daratan Pante Raya Bener Meriah, kejadiannya, tulis Hasnimura pada malam hari. “Pohon damar luluhlantak berantakan, rata terpotong bak di hantam gergaji langit,” demikian ditulis Hasnimura menggambarkan apa yang disaksikannya puluhan tahun silam.
Kuyu Mulemposing juga sering terlihat di Belang Bebangka lokasi pacuan kuda tradisional Gayo di Pegasing Aceh Tengah. Anginnya tidak terlalu kencang, namun sampah dan debu beterbangan ke udara dan sempat membuat panik pengunjung pacuan kuda.
Perkiraan kami, angin jenis ini kerap terjadi di dataran tinggi Gayo, cuma saja tidak terlihat nyata bagaimana kejadiannya serta tidak adanya rekaman foto atau video. Kerap kita terdengar kerusakan rumah dan kebun akibat angin puting beliung ini seperti di Kecamatan Atu Lintang, dan daerah lain termasuk di kawasan Kayu Kul-Belang Bebangka Kecamatan Pegasing.
Berikut tentang Kuyu Mulemposing “Tornado” yang dikutip dari beberapa sumber:
Secara internasional, angin ini dikenal dengan Tornado yang berasal dari kata Tronada (Spanyol), Tonare (Latin) dan kerap dikenal dengan istilah Twister dan Willy-willy. Di Indonesia juga dikenal dengan Angin Leysus dan kalau di Sumatera di sebut Angin Bohorok.
Tornado dapat diartikan sebagai putaran yang kencang dari suatu kolom udara yang terbentuk dari awan cumuliform yang telah menyentuh tanah, biasanya tampak sebagai corong awan (funnel cloud) dan kerap disertai dengan badai angin dan hujan, petir atau batu es. Sebagian besar Tornado disebabkan oleh badai guntur yang berputar dengan sirkulasi yang teratur yang disebut dengan mesosiklon.
Kuyu Lemposing kecepatannya lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Namun di Amerika, angin Tornado ini kecepatannya mencapai 320 km/jam, sumber lain menyatakan hingga 480 km/jam, rata-rata 175 km/jam atau lebih dengan berdiameter hingga 500 meter. Sering terjadi pada siang atau sore hari pada musim pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.
Pembentukan angin umumnya dapat dilihat pada hal-hal yang terjadi pada skala badai, di dalam dan sekitar mesosiklon. Perbedaan temperatur pada bagian tepi massa udara turun yang berada di sekitar mesosiklon (downdraft oklusi) erat kaitannya dengan pertumbuhan Tornado.
Sebagian besar tornado dapat memiliki kecepatan lebih dari 480 km/jam, rata-rata 175 km/jam atau lebih (di sekitar pusat dapat mencapai 100-200 meter/jam), dengan ketinggian ± 75 m, diameter umumnya berkisar antara puluhan hingga ratusan meter. Umumnya terjadi pada siang hingga sore hari.
Di Amerika Serikat, Tornado yang tingginya mencapai 75 meter biasanya terjadi antara pukul 15 – 21 LT. Pada belahan bumi utara sebagian besar Tornado berpusar berlawanan dengan jarum jam, sebaliknya di belahan bumi selatan berpusar searah jarum jam. Waktu berlangsungnya Tornado biasanya hanya beberapa menit (kurang dari 10 menit), paling lama juga tidak lebih dari beberapa jam.Tornado dapat terjadi dimana saja diseluruh tempat di dunia, namun pada daerah-daerah lintang tinggi terjadinya biasanya pada musim semi atau musim panas. Amerika Serikat memiliki intensitas kejadian angin Tornado yang lebih tinggi dibandingkan area lainnya, khususnya di Amerika Barat-Tengah. Di Indonesia, tornado lebih banyak terjadi di sekitar Sumatera dan Jawa. Tornado dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis dan skala kerusakannya. (Kh)