Kutacane-LintasGayo.co : Kisruh yang selama ini menjadi bahan pembicaraan dikalangan warga Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) khususnya orang tua dari mahasiswa Universitas Gunung Leuser (UGL) yang akan di wisuda tahun ini terjawab sudah. Senin (13/4/2015) Bupati Agara Ir. H.Hasanuddin B yang juga sebagai Ketua Dewan Pembina Universitas Gunung Leuser (UGL), mengambil sumpah Dr. Ahadin, M.Ed, sebagai Rektor UGL dengan masa bakti 2015-2019 di opsroom Sekdakab Agara.
Sebelum pelantikan Hasanuddin dalam amanahnya mengatakan, semoga pelantikan rektor baru dan selama kepemimpinannya UGL bisa lebih maju dan berkualitas serta menjadi Kampus kebanggaan di Agara. Prestasi yang telah diraih UGL haruslah dipertahankan serta lebih ditingkatkan.
“Mempertahankan proses pendidikan yang berkualitas. Menigkatnya jumlah penerimaan mahasiswa baru merupakan parameter bahwa UGL mendapatkan kepercayaan dari publik,” ujarnya
Sementara itu, Dr. Ahadin pada kesempatan tersebut mengatakan proses pendidikan di UGL harus disesuaikan dengan kebutuhan lulusan yang berkualitas. Pasar kerja tidak bisa dilepaskan dengan peran perguruan tinggi dalam menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Tantangan inilah yang harus dikerjakan kedepan.
“Namun demikian, UGL tetap mempertahankan ciri khasnya, yaitu Entrepreneurial University. Selain dibekali keilmuan, penting mempertahakan SDM yang mempuyai sikap kewirausahaan, dengan begitu akan menjadi plihan mahasiswa setelah lulus, mau bekerja secara professional baik di perusahaan atau menciptakan dan mengembangkan bisnis, semua sudah kita siapkan dalam proses pendidikan kita, dan saya berjanji selepas pelantikan ini kan mendatangkan 20 dosen untuk UGL dengan dana diluar pendidikan akan saya tanggung sendiri ,” tutupnya.
Menanggapi perihal pelantikan tersebut, salah seorang alumni angkatan pertama UGL, Nawi, SE, menyayangkan acara pelantikan tersebut dilakukan dikantor Bupati. Sebab apa yang dilakukan tersebut terkesan sarat dengan muatan politik.
“Kan masih bisa dilantik di kampus UGL kenapa mesti di tempat pemerintahan. Saya menghimbau agar Pemerintah jangan mempolitisir kampus, karena kampus sifatnya independen tidak boleh dilibatkan sebagai kendaraan politik oleh pejabat teras yang ada di kabupaten Agara,” pungkasnya.
(Jubel | DM)