Takengon-LintasGayo.co : Perlu waktu data arkeologi di Gayo (Loyang Mendale dan Ujung Karang) untuk dilegitimasi secara luas, demikian disampaikan Ketut Wiradnyana arkeolog dari Balai Arkeolog Medan, yang memberikan materi saat pengenalan arkeologi kepada SMA di Aceh Tengah, di Aula SMAN 1 Takengon, Selasa 7 April 2015.
Dikatakan, saat ini penemuan sebaran ras austronesia berdasarkan penelitian di Mendale dan Ujung Karang belum digunakan secara luas.
“Namun begitu sudah ada beberapa profesor yang menggunakan data dari hasil penelitian di Loyang Mendale dan Ujung Karang,” kata Ketut dihadapan puluhan siswa.
Dilanjutkan, data-data penelitian di Gayo sudah diakui secara luas, namun harus dilakukan penelitian lebih jauh dan berkesinambungan.
“Dalam dunia arkeologi, tidak cukup meneliti suatu objek hanya beberapa tahun saja, dibutuhkan waktu lama untuk pelengkapan data-data penelitian,” ungkap Ketut.
Ditambahkan, jalur migrasi ras austronesia sejak ada penelitian di Gayo ternyata ada jalur lain dengan konsep teori jalur migrasi yang sudah diakui dunia saat ini.
“Ternyata ada jalur migrasi lain setelah ditemukannya objek arkeologi di Gayo. Dan data ini sudah diakui, namun butuh penelitian multi sektor pengetahuan,” ujarnya.
Pengenalan arkeolgi bagi siswa SMA di Aceh Tengah diselenggarakan oleh SMAN 1 Takengon bekerjasama dengan Balai Arkeologi Medan dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Aceh Tengah, dengan mengundang siswa SMA dan MAN di Aceh Tengah.
(Darmawan Masri)