Distan Agara Adakan Pelatihan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

oleh

PicsArt_1428332351624Kutacane-LintasGayo.co : Puluhan petani dan petugas Penyuluhan Pertanian beserta Babinsa Kecamatan Lawe Sigala-gala mengikuti program kegiatan pelatihan pengendalian hama dan penyakit tanaman yang diadakan oleh Dinas Pernatian Tanaman Pangan Dan Hultikultural (Distan) Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) Senin (6/4/2015) di Kantor Balai Penyuluhan Lawe Sigala-gala.

Plt Distan Agara Mansur SP dalam sambutannya mengatakan, pengendalian hama pada tanaman merupakan masalah yang di alami para petani dibumi Sepakat Segenep ini. “Namun kita akui tak jarang petani enggan menyampaikan hal demikian kepada para Petugas ,sehinga para petugas dapat mengantisipasi apa apa yang menimpa para tanaman para petani tersebut,” katanya.

Dengan adanya program ini, dia berharap agar tidak ada lagi masalah yang menimpa para petani. “Saya mengucapakan selamat mengikuti program yang kami lakukan sehingga dengan adanya program ini bisa bermaanfaat nantinya,” ujarnya.

Sementara sebagai pemateri dalam kegiatan ini Junaidi SP selaku kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Tanaman mengatakan, hama dan penyakit merupakan cekaman biotis yang dapat mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal panen.

Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang optimum dalam budidaya padi, jagung, dan cabe perlu dilakukan usaha pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan pendekatan pengendalian yang memperhitungkan faktor pengendalian ekologi sehingga pengendalian dilakukan agar tidak terlalu mengganggu keseimbangan alami dan tidak menimbukan kerugian besar.

PHT merupakan paduan beberapa cara pengendalian diantaranya melakukan monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi pengendalian dapat ditetapkan. Hama dan penyakit utama pada lahan sawah irigasi berturut –turut yaitu tikus, wereng coklat, penggerek batang, tungro, Hawar Daun Bakteri (HDB), dan keong mas.

“Seperti pada Tikus dimana Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT) didasarkan pada pemahaman ekologi jenis tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus (berkelanjutan) dengan memanfaatkan teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Kegiatan pengendalian diprioritaskan awal tanam (pengendalian dini) untuk menurunkan populasi tikus serendah mungkin sebelum terjadi perkembangbiakan tikus yang cepat pada stadia generatif padi. Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secara bersama-sama (berkelompok) dan terkoordinasi secara luas (hamparan),” ujar Junaidi

Lebih lanjut Junaidi Memaparkan pada tanaman cabe, ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.

Selain itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik yang masih hijau maupun merah.

“Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan,” tandasnya.

(Jubel | DM)

 

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.