Medan-Lintas Gayo.co: Salah seorang akademisi dari Gayo, Takengon yang mengajar di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sumatera Utara (USU) mendukung rencana pembentukan Balai Bahasa Gayo.
“Ide ini positif sekali. Secara pribadi, saya mendukung pembentukan Balai Bahasa Gayo,” kata Dra. Dardanila, M.Hum di Medan, Senin (6/4/2015).
Dengan adanya Balai Bahasa Gayo ini, terangnya, pengkajian, publikasi, dan pendokumentasian bahasa Gayo diharapkan bisa berjalan lebih fokus dan maksimal. “Yang lebih prinsip, ada upaya riil yang bisa dilakukan nantinya dalam melestarikan bahasa Gayo. Selama ini, kita bergerak masing-masing. Masing-masing sudah coba berbuat. Kalau seluruh potensi yang ada disatukan, hasilnya pastinya lebih maksimal,” sebutnya.
Manfaat lainnya, sambungnya, keberadaan Balai Bahasa Gayo dapat menguatkan silaturrahmi dan berbagi pengalaman sekaligus temuan penelitian terkait bahasa ini antarsesama peneliti bahasa Gayo dan dengan pemerhati/peneliti bidang-bidang terkait.
“Kita sudah punya 4 Doktor linguistik asal Gayo. Dua diantaranya menetap di Medan, 1 di Banda Aceh, dan 1 di Takengon. Di FIB USU saja ada 4 dosen dari Gayo.Yang S-2 linguistik dan pendidikan bahasa kurang dari 10 orang,” kata calon Doktor Linguistik Historis Komparatif itu.
Belum lagi, ungkapnya, pemerhati/pengkaji bahasa yang berlatar nonlinguistik/pendidikan bahasa. “Ada beberapa orang tua kita yang concern terhadap masalah ini, terutama di Takengon. InsyaAllah saya usahakan hadir sekiranya FGD Bahasa Gayo dan pembentukan Balai Bahasa Gayo itu jadi diadakan nanti,” tegasnya. (Genali)