Enggan Mempelajari Ilmu Tauhid

oleh

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

“Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan  pudar satu demi satu tatkala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal  kejahiliahan.”

husaini (Custom)Aceh merupakan salah satu target oleh orang-orang kafir untuk meruntuhkan  aqidah orang Aceh dari aqidah yang benar. Beberapa kasus yang telah terjadi  di bumi Serambi Mekkah ini terhadap pendangkalan aqidah, memang telah diselesaikan oleh Pemerintah Aceh yakni melalui Dinas Syari’at Islam tapi sampai kapanpun musuh-musuh Islam akan terus bekerja dengan serius untuk menyebarkan ajaran-ajaran mereka yang  menyimpang dari  aqidah, namun sangat disayangkan umat Islam mempelajari ilmu tauhid dan memperkuat aqidah hanya sambil lalu bahkan malah enggan mempelajari ilmu tauhid. Padahal ilmu tauhid mempunyai kedudukan  dan peran yang sangat penting dan merupakan sumber ilmu keislaman sekaligus yang terpenting dan paling utama.

Masyarakat yang tidak dipimpin  dengan keyakinan yang benar merupakan masyarakat bahimi (hewani) yang tidak memiliki prinsip-prinsip hidup bahagia. Meskipun mereka bergelimang materi, tetapi hal itu justru sering menyeret mereka pada kehancuran sebagaimana yang  kita lihat pada masyarakat kafir. Karena sesungguhnya kekayaan materi memerlukan pengarahan  dalam penggunaanya dan tidak ada pemberi arahan yang benar kecuali akidah yang benar.

Dr. Shalih Bin Fauzan al-Fauzan dalam kitabnya “Aqidatu Tauhid Kitabu Tauhid lis-Shaff Al-Awwal-ats-Salis-Al-Aly” beliau menuliskan sebab penyimpangan dari aqidah yang harus kita ketahui ialah:

Kebodohan terhadap akidah yang benar karena enggan mempelajari dan mengajarkannya atau karena  kurangnya perhatian terhadapnya. Akibatnya, tumbuh suatu generasi yang tidak mengenal akidah yang benar dan juga tidak mengetahui apa yang menyelesihinya. Maka, mereka pun meyakini  yang haq sebagai sesuatu yang batil dan  yang batil sebagai yang haq. Hal ini sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Umar r.a:

إِنَّمَا تُنْقَضُ عَرَى الْإِسْلاَمِ عُرْوَةً إِذَا نَشَأَ فِىى الْإِسْلاَمِ مَنْ لاَ يَعْرِفُ الْجَاهِلِيَّةَ

“Sesungguhny ikatan simpul Islam akan pudar satu demi satu tatkala di dalam Islam  terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenal kejahiliahan.”

Adapun solusi atau cara menanggulanginya  ialah  memberi perhatian pada pengajaran  akidah yang benar, mempelajari ilmu tauhid bukan hanya  sambil lalu  dan tentunya kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.

Salah satu masalah aqidah yang sedang dihadapi umat saat sekarang ini ialah:
1.      Aqidah internal dikalangan  umat Islam
2.      Bagaimana   caranya orang kafir mendangkalkan  aqidah

Dari masalah pertama diatas perlu kiranya untuk mengevaluasi bagaimana kualitas aqidah  kita dan menjawab bersama-sama bagaimana  aqidah internal dikalangan  umat Islam  saat ini. Tgk. Sop dalam Ceramah Jum’atan di Taman Sari Banda Aceh mengatakan bahwa aqidah umat sekarang ini memang sudah  dangkal karena enggan mempelajari ilmu tauhid yang merupakan pokok dari ajaran  agama Islam, orang kafir bukan  lagi mendangkalkan  aqidah umat Islam  tapi  tinggal menghancurkan aqidah karena aqidah umat memang sudah dangkal saat sekarang  ini.

Dan yang kedua ialah bagaimana  caranya kita rakyat Aceh khususnya kalangan  Mahasiswa untuk membendung dan  melawan  pendangkalan  aqidah karena orang-orang  kafir terus  berusaha untuk mendangkalkan aqidah umat Islam sampai kapanpun. Dan ini merupakan tanggung jawab bersama umat Islam  dan para pemuda mempunyai peran yang sangat penting dalam  membendung pendangkalan aqidah karena pemuda masih mempunyai kekuatan  fisik serta ide-ide yang cemerlang dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi saat sekarang ini.

Konsep aqidah kita perlu dievaluasi kembali karena terkadang kita meremehkan permasalahan aqidah karena keenggananan mempelajari ilmu tauhid dan yang paling penting ialah kita kembali kepada pokok ajaran yang benar, aqidah  yang benar sehingga jalan  hidup kita lurus sesuai dengan tuntunan ajaran Islam dan dari dua permasalahan diatas kiranya kita bisa memecahkannya wabil khusus dari kalangan pemuda  yang masih segar dalam berpikir dan beraktivitas.[Jam]

*Penulis: Alumni Pondok Pesantren Terpadu Nurul Islam Belang  Rakal Bener Meriah, Himpunan Ikhwah Ma’had Nurul Islam (HIMNI) Banda Aceh.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.