Oleh : Ismail Baihaqi
Lokop Serbejadi adalah sebuah kemukiman suku Gayo yang secara administratif terletak di Kabupaten Aceh Timur. Ada tiga kecamatan di kemukiman ini (Serbejadi, Penaron dan Simpang Jernih).
Adat dan istiadat masyarakat setempat lazim seperti masyarakat Gayo pada umumnya. Begitu juga dengan acara pesta (Piasan Sinte) masyarakat Lokop Serbejadi sama dengan daerah-daerah Gayo lainnya.
Memeriahkan acara sinte perkawinan minsalnya, masyarakat Lokop Serbejadi biasanya menggelar kesenian berupa Saman, Bines, Didong Sesuk dan Bines Lintung.
Menurut Ketua Majelis Adat Setempat, Nyaksah, saat ini hanya saman dan bines saja yang sering dimainkan masyarakat Gayo Lokop, sementara didong sesuk dan bines lintung telah jarang dimainkan.
Sebelum mengadakan acara pesta, tambah Nyaksyah, keluarga terlebih dahulu menggelar “Mupakat Sara Umah, Mugenap Sara Belah” yang berarti pihak keluarga akan mengadakan musyawarah terlebih dahulu bersama semua sanak saudaranya. Selanjutnya baru dimusyawarahkan di tingkat Kampung.
“Setelah musyawarah berlangsung, dan acara telah di sepakati. Masing-masing pihak, baik laki-laki (aman mayak) maupun perempuan (inen mayak) menyepakati kan digelar tari saman atau bines ditempat peresmian pesta pernikahan baik di tempat aman mayak maupun inen mayak. Untuk biaya biasanya ditanggulangi sebagian dari keluarga dan sebagiannya lagi dari masyarakat Kampung,” ungkap Nyaksyah beberapa waktu lalu.
Kemudian lanjutnya lagi, untuk menyukseskan acara peresmian “Sinte Mungerje” , keluarga baik pihak keluarga aman mayak maupun inen mayak akan menguhungi ketua Sebujang (Pemuda-red) dan ketua Seberu (Pemudi-red) di kampung nya masing-masing. Keberadaan sebujang dan seberu bertugas sebagai pengundang Jamu (Tamu-red) dari kampung lain.
“Biasanya ketua sebujang dan seberu akan menyampaikan undangan kepada sebujang dan seberu kampung lain, kemudian kepada gecik, dari gecik akan menyampaikan kesemua perangkat kampungnya dan masyarakatnya,” kata Nyaksyah.
Setelah itu barulah Sinte (pesta) dimulai, ada bines dan saman yang dimainkan oleh sebujang dan seberu Lokop Serbejadi. Kadang kala masyarakat Lokop juga mengundang kelop didong dari Gayo Lut (Aceh Tengah) untuk memeriahkan suatu acara pesta pernikahan keluarganya.
Saman dan bines tidak hanya dimainkan dalam sinte mungerje saja, masyarakat Lokop juga sering memainkannya saat Munirin ni Reje, hari raya Idul Fitri dan hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. []
*Mahasiswa asal Lokop Serbejadi dan Wartawan LintasGayo.co